*Dini Sri Damayanti, Noer Aini, Nabila A.R
Tanaman nimba (Azadirachta indica) banyak terdapat di Indoensia. Tanaman ini berasal dari India dan saat ini telah tersebar di berbagai negara seperti Afrika, negara Amerika Tengah, Caribia, Asia Selatan dan termasuk Indonesia. Masyarakat Indonesia mengenal tanaman nimba sebagai salah satu herbal yang digunakan untuk pengobatan penyakit malaria.
Namun dalam beberapa literatur juga disebutkan bahwa tanaman ini juga mempunyai manfaat sebagai anti bakteri, anti jamur, anti virus , antihiperglikemia , antioksidan, anti kanker, dan anti inflamasi.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti sebelumnya menyebutkan tanaman nimba mengandung lebih dari 300 senyawa aktif dengan senyawa aktif utama azadirachta, gedunin dan nimbolide. Ketiga senyawa aktif tersebut merupakan golongan limonoid, yang diduga bertanggung jawab terhadap efek farmakologis.
Namun demikian bagaimana mekanisme dan senyawa aktif apa yang berperan dari tanaman nimba terhadap efek farmakologis yang ditimbulkan masih belum diketahui dengan pasti.
Saat ini penyakit COVID 19 disebabkan oleh Severe acute respiratory syndrome-associated coronavirus-2 (SARS-COV2), yang pertama kali ditemukan pada tahun 2019 di Wuhan China, telah menyebar hampir ke 200 negara dan menyebabkan kematian lebih dari 5 juta serta menginfeksi lebih dari 270.000 manusia di seluruh dunia.
Dengan ditemukannya antibodi anti virus SARS-COV2, obat anti virus SARS-COV2 serta ketaatan masyarakat melakukan tindakan pencegahan infeksi dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas dari infeksi SARS-COV2. Namun demikian adanya kemampuan mutasi yang tinggi dari virus tersebut menyebabkan COVID 19 belum dapat dicabut statusnya sebagai pandemi.
Infeksi SARS-COV2 didahului dengan adanya perlekatan Spike protein S1 dari virus dengan reseptor Angiotensin Converting Enzyme (ACE2) dan Spike protein S2 berikatan dengan transmembrane serine protease -2 (TMPRSS2) sel inang.
Sel inang SARS-COV2 banyak terdapat di epitel mukosa saluran pernafasan, dinding pembuluh darah, ginjal, dan saluran cerna. Aktifasi dari ACE2R dan TMPRSS2 menyebabkan fusi membran virus dan masuknya RNA viirus ke dalam sel host.
Ikatan tersebut juga dapat menginduksi sekresi mediator -mediator inflamasi secara berlebihan yang berperan dalam kerusakan epitel dan kegagaln fungsi organ. Selain merusak sel target, Spike protein juga berikatan dengan reseptor CD209 yang banyak ditemukan di sel makrofag, epitel saluran pernafasan, dan sel dendritik.
Makrofag dan sel dendritik merupakan sel imun awal yang berfungsi untuk eliminasi virus. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dr.dr.Dini Sri Damayanti,Mkes dkk, dari FK UNISMA diprediksi bahwa senyawa aktif dari daun nimba seperti salanin, 7 deacetyl hidroazadirachta, 7 deacetyl gedunin, nimbin, stigmasterol, dan beta sitosterol dapat dikembangkan sebagai anti COVID19.
Hal ini berdasarkan afinitas dan persentase ikatan molekul senyawa aktif terhadap sisi aktif dari kedua protein reseptor ACE2 dan CD209 yang mendekati kontrol. Penelitian ini dilakukan secara komputasi menggunakan metode molecular docking. Penelitian komputasi merupakan penelitian tahap awal dalam proses penemuan obat baru.
Namun demikian hasil prediksi ini harus dilanjutkan dengan penelitian lanjutan seperti penelitian jenis penelitian komputasi lain misalnya docking dinamic simulation, penelitian in vitro dan in vivo untuk membuktikan prediksi hasil penelitian ini.
*Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
[email protected]