BATU – Anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) Tahun 2022 Kota Batu telah disepakati sebanyak Rp 15,1 miliar. Jumlah itu naik dari tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 10,8 miliar. Kenaikan ini disebut karena pandemi COVID-19 belum berakhir dan untuk antisipasi penanganan bencana.
Wakil Ketua I DPRD Kota Batu, Nurochman bilang bahwa kenaikan BTT ini dirasa perlu. Mengingat penanganan COVID-19 masih perlu dilakukan secara kompleks.
Selain itu, Kota Batu yang terletak di dataran tinggi ini masih perlu waspada dengan ancaman bencana hidrometeorologi.
”Prakiraan cuaca oleh BMKG itu hujan dengan curah tinggi masih akan terjadi hingga Februari. Anggaran BTT dirasa perlu sebagai antisipasi,” kata dia, Rabu (12/1/2022).
Sebab itu, dirinya mengapresiasi tim Banggar dan sejumlah OPD yang melakukan efisiensi anggaran dan dialihkan untuk BTT. Menurut dia, penanganan COVID-19 pada tahun 2022 ini masih harus jadi prioritas, meski angka kasus aktifnya sudah tampak mereda.
”Kami harap Pemkot Batu tetap mengalokasikan anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19 dan dampaknya. Selain juga untuk anggaran untuk program prioritas,” harap dia.
Nur menambahkan anggaran juga meliputi dukungan program pemulihan ekonomi daerah terkait percepatan penyediaan sarana prasarana layanan publik dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan penyediaan layanan publik, perlindungan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Hal senada dikatakan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko bahwa BTT disiapkan sebagai buffer untuk tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam maupun non alam atau sosial.
Dengan ada kesiapan secara anggaran, nantinya bisa dikover dengan dana BTT sehingga penanganan dan penanggulangan bencana bisa berjalan lancar.
“BTT juga bisa digunakan untuk kebutuhan lain yang mendesak dan tida
k tertampung dalam program kegiatan tahun 2022. Ini sekaligus dapat berfungsi sebagai social safety net untuk menjaga daya beli masyarakat,” ungkapnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko