MALANG – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar Bai’at Dokter Muslim Periode XXIX di Gedung Pascasarjana, dengan protokol kesehatan ketat, Sabtu (16/4/2022).
Prosesi Bai’at itu diikuti 25 orang lulusan Program Profesi Dokter Unisma. Tiga di antaranya, berasal dari Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Dekan FK Unisma, dr Rahma Triliana MKes PhD mengatakan, Bai’at menandai akhir pembelajaran mahasiswa FK setelah 6,5 tahun menempuh pendidikan profesi. Meski belum tuntas sepenuhnya, karena masih akan ada prosesi yudisium dan wisuda.
“Bai’at ini merupakan sebuah titik awal profesi dokter yang sudah lama digeluti dari tingkat perguruan tinggi,” ujarnya.
Menurut Rahma, dalam Bai’at ke XXIX ini FK Unisma telah berhasil meluluskan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) 100 persen sebanyak 7 kali berturut-turut tanpa retaker khusus maupun retaker biasa. Selain itu, FK Unisma juga menduduki posisi pertama tingkat nasional dalam kelulusan UKMPPD dari 70 FK se-Indonesia.
“Hari ini peserta UKMPPD dari 25 (lulusan) ini, nilai tertinggi adalah 85 sedangkan nilai tertinggi nasional 89. Maka, Unisma hanya selisih 4 poin dengan nasional. Kami berharap prestasi ini terus dikuatkan dan ditingkatkan jadi preseure untuk anak Bai’at ke 30 nanti,” jelasnya.
Tentu, ditambahkan Rahma, pihaknya berkomitmen untuk mencetak dokter yang profesional, mampu memberikan pelayanan yang baik serta berkarakter muslim yang kuat.
“Karena lulusan program profesi dokter Unisma juga sudah mendapatkan didikan di Pondok Pesantren mahasiswa Fakultas Kedokteran, Ar-Razi,” sambungnya.
Sementara itu, Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri Msi memberikan apresiasi luar bias atas torehan prestasi yang diukir FK. Terlebih, persaingan untuk masuk fakultas tersebut sangat sulit dan banyak pesaing.
“Masuk di FK Unisma tidaklah mudah karena hanya satu pintu. Pintunya hanya pintu depan. Tidak ada pintu kanan, pintu kiri dan pintu belakang. Pembayarannya juga satu pintu,” kata dia.
Salah satu kunci utama dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan FK, imbuh Maskuri, adalah University Goverment.”Kalau tidak, Unisma tidak akan bisa menjadi rangkin satu satu tingkat nasional. Sebelum mengumumkan, saya akan melihat dulu hasil rekapitulasi tes Fakultas Kedokteran dengan rinci,” bebernya.
Sebab itu, ia berpesan agar lulusan sekaligus dokter muda itu untuk selalu bersikap tawadu’. Menghargai orang lain, orang tua, termasuk guru. Termasuk baik dalam bertutur kata.
“Katakan yang benar jika itu benar dan yang salah jika itu salah, jangan ada yang ditutupi. Walaupun pahit katakan dengan cara santun dan senyuman,” papar dia.
Ia juga menekankan profesionalitas. Mengingat sebagai dokter muslim tentu para lulusan ini punya tanggungjawab dan mengemban dua misi, misi dokter dan misi islami. Termasuk, junjung tinggi kerendahan hati, dan selalu bertaqwa dalam kondisi dan situasi apapun.
“Lanjutkan ke spesialis atau S2, bahkan kalau suatu saat prestasinya bagus. Kembalilah ke Unisma bisa menjadi dosen. Ini harapan kami untuk mencetak alumni yang berprestasi,” tegasnya.
Reporter: Feni Yusnia
editor:jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id