MALANG – Kondisi atap pelindung Situs Candi Srigading di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, kini memprihatinkan. Atap yang hanya terbuat dari plastik UV dan ditopang bambu rapuh itu mengalami kebocoran parah dan rawan ambruk, terutama saat cuaca ekstrem melanda.
Situs peninggalan Kerajaan Medang Kamulan ini mulai diekskavasi pada awal tahun 2022. Untuk sementara, pelindung berupa plastik UV dipasang sejak Maret 2022 demi melindungi struktur candi yang tersusun dari bata merah, material yang sangat rentan terhadap air hujan.
“Atap ini usianya sudah tiga tahun. Memang sudah waktunya diganti,” ujar Yuliadi, Juru Pelihara Situs Candi Srigading, Jumat (9/5/2025).

Baca juga: Situs Candi Srigading Kabupaten Malang Tak Kunjung Dipugar, Terkendala Dana dan Aturan
Ia mengungkapkan bahwa pemasangan atap dilakukan secara swadaya tanpa bantuan dari Pemerintah Kabupaten Malang maupun Pemerintah Desa Srigading. “Saya pasang pakai uang pribadi. Sampai sekarang belum ada bantuan,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan Tugu Malang ID, bambu penyangga terlihat miring dan sebagian hampir roboh. Bahkan, salah satu bambu dilaporkan patah akibat diterjang hujan dan angin kencang.
Selama satu tahun terakhir, kebocoran pada atap plastik semakin sering terjadi. Yuliadi pun berusaha mengatasinya secara darurat, seperti merekatkan bagian yang bocor dengan selotip. Namun, upaya ini tak lagi efektif karena plastik sudah mulai lapuk.

“Plastiknya sudah tidak kuat lagi. Kalau dibiarkan, air hujan bisa merusak struktur bata candi,” jelasnya.
Ia berharap Pemkab Malang segera memberikan perhatian dan mengganti atap tersebut dengan material yang lebih kokoh dan tahan lama, minimal dalam bentuk struktur semi permanen.
“Setidaknya atapnya dibuat semi permanen agar candi tetap terlindungi,” harap Yuliadi.
Sebagai informasi, Candi Srigading ditemukan di tengah ladang tebu milik warga. Ekskavasi terhadap situs berukuran sekitar 10 x 10 meter dengan tinggi 10 meter ini sempat dihentikan karena kendala administrasi. Diduga, candi ini merupakan bagian dari kompleks yang lebih luas, sebagaimana tercantum dalam Prasasti Linggasuntan yang ditemukan di Desa Baturetno, Kecamatan Singosari.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
redaktur: jatmiko