Kota Batu, tugumalang.id – Angka stunting atau gizi buruk di Kota Batu, Jawa Timur menunjukkan penurunan signifikan pada 2023. Ini menjadi capaian manis dari berbagai program intervensi gizi yang dilakukan Pemkot Batu melalui Dinas Kesehatan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Batu, pada 2019, angka stunting di kota wisata tersebut mencapai angka 25,4 persen, tahun 2020 menurun menjadi 14,83 persen, tahun 2021 menjadi 13,8 persen dan pada 2022 kembali meningkat menjadi 14,4 persen.
Namun, pada 2023, jumlah balita stunting hanya tersisa 1.441 anak. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Batu, Monika Kartikaning menjelaskan jika jumlah balita stunting di Kota Batu setiap bulannya mengalami penurunan tak lepas dari program yang dijalankan Pemerintah Kota Batu dalam mengatasi stunting.
Baca Juga: Perumdam Among Tirto Kota Batu Hadirkan Tandon ASI untuk Tekan Kasus Stunting
Adapun, terdapat 8 program prioritas intervensi gizi spesifik seperti pelaksanaan pos gizi stunting di 24 desa/ kelurahan dengan sasaran 360 balita stunting, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal tinggi protein selama 90 hari untuk 613 balita gizi kurang dan 387 ibu hamil Kurang Energi Kronis.
Lalu, ada program pendampingan pada 1309 balita stunting dengan melibatkan tokoh masyarakat, organisasi keagamaan, masyarakat dan perempuan, pihak swasta melalui program ananda bergizi.
Pemkot Batu juga memberikan program Makanan Tambahan Khusus berupa susu khusus untuk 650 balita dan 100 ibu menyusui dengan riwayat melahirkan BBLR yang diberikan atas dasar rekomendasi dokter spesialis hingga program Kelas ibu hamil dan pendampingan atau kunjungan rumah untuk ibu hamil beresiko tinggi.
Tak berhenti disitu, pihaknya juga melakukan pembinaan kesehatan reproduksi melalui kelas pra konsepsi dan pembinaan di KUA dan lembaga keagamaan untuk calon pengantin dan Program Skrining Hipotiroid Kongenital untuk semua bayi baru lahir.
“Memangm jumlah balita stunting di Kota Batu pada tahun 2023 berdasarkan data sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) sudah mengalami penurunan signifikan,” kata dia.
Baca Juga: Pemkot dan Kejari Kota Batu Sepakat Jadi Orang Tua Asuh Balita Stunting
Penurunan kasus stunting ini memang menjadi prioritas penanganan oleh Pemkot Batu sejak di bawah kepemimpinan Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai. Aries mengatakan, pihaknya kini dalam pengajuan anggaran belanja RAPBD Tahun 2024 sebesar Rp 1,163 triliun.
Anggaran itu akan diperuntukkan untuk penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan tingkat pengangguran melalui kegiatan pelaksanaan Bedah Rumah, Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi Kelompok Penerima Manfaat yang memenuhi syarat, untuk penurunan stunting dan kualitas kesehatan melalui kegiatan penguatan intervensi stunting.
“harapan kami, angka stunting di Kota Batu bisa terus ditekan. Kami akan terus berusaha secara optimal. Kami optimis angka balita stunting di Kota Batu semakin berkurang dan masyarakatnya maju serta semakin makmur,” jelas Aries.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko