Kota Batu, tugumalang.id – Penderita HIV/AIDS di Kota Batu, Jawa Timur hingga di 2023 mencapai 324 orang. Angka tersebut berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dalam Peringatan Hari Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Se-dunia di Balai Kota Among Tani Kota Batu, Jumat (1/12/2023).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, Kartika Trisulandari menyebutkan jika data itu didapat dari skrining Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang dilakukan oleh total 5.315 orang. Dari data itu, ada 67 orang dinyatakan positif, bahkan diantaranya ada ibu hamil.
“Dengan begitu, hingga saat ini total ada 324 ODHIV dalam wilayah Kota Batu pada 2023,” terang Kartika lewat keterangannya.
Kartika menerangkan jika transmisi virus HIV/AIDS ini terjadi akibat aktivitas hubungan seksual yang tidak aman, berbagi jarum suntik, alat penusuk hingga transfusi darah yang tidak aman. “Tindakan medis yang kurang aman juga dapat berperan dalam penularan HIV di Kota Batu,” imbuhnya.
Baca Juga: Angka Penderita HIV/AIDS di Kota Batu Bertambah 45 Orang di 2022
Dinkes Kota Batu juga mulai aktif menggencarkan upaya deteksi dini lewat Mobile VCT (Voluntary Counselling and Testing) HIV/AIDS yang dilakukan sebulan sekali terhadap kelompok risiko seperti di tempat hiburan malam, pekerja seks, waria hingga pengguna Napza suntik.
Dengan begitu, mereka yang terdeteksi positif bisa segera mendapat perawatan. Kartika menegaskan untuk tidak takut menjalani Mobile VCT karena pihaknya memastikan identitas kelompok berisiko akan dilindungi.
Untuk upaya kuratifnya, layanan pengobatan HIV juga bisa diakses di 5 puskesmas dan 4 rumah sakit di Kota Batu. Namun untuk tes dan konseling HIV hanya bisa diakses di 2 rumah sakit di wilayah Kota Batu. Seperti di dr Etty Asharto dan RS Punten Batu.
Pihaknya berharap semua pihak dapat memberikan perlindungan hak asasi manusia (HAM) bagi individu yang terinfeksi HIV maupun individu terkait ODHIV agar mereka tidak mengalami diskriminasi dan stigmatisasi.
Baca Juga: Upaya Pemerintahan Wali Kota Malang Sutiaji Tangani Kasus HIV/AIDS, 16 Puskesmas Mampu Deteksi Gejala Awal
Upaya pencegahan harus holistik dan melibatkan berbagai pihak. Peran aktif komunitas penting guna mengurangi diskriminasi dan stigmatisasi negatif dari masyarakat kepada ODHIV. Dengan begitu ada kemajuan dalam mencapai 95-95-95 menuju ending AIDS 2023.
“Mereka, penderita punya hak yang sama untuk mengakses pelayanan kesehatan. Jangan malah dikucilkan karena nanti akan berefek panjang ke depannya. Karena malu, kemudian tidak mau berobat dan akhirnya semakin meluas. Mereka juga butuh dukungan,” pungkasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko