Tugumalang.id – Banyak ruang kelas sekolah dasar (SD) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang tak kunjung mendapat perbaikan meski telah melakukan pengajuan. Ini disebabkan terbatasnya anggaran, sehingga hanya sekolah-sekolah dengan kondisi rusak parah yang mendapat prioritas untuk perbaikan.
Sebagai informasi, terdapat sekitar 1.150 sekolah dasar di Kabupaten Malang, baik negeri maupun swasta. Berdasarkan data yang dihimpun Tugu Malang ID, pada tahun 2022, sebanyak 143 SD di Kabupaten telah mengajukan rehabilitasi ruang kelas. Untuk memenuhi semua pengajuan tersebut, dibutuhkan dana sekitar Rp31 miliar.
Sementara itu, anggaran yang ada untuk rehabilitasi ruang kelas di lingkup Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu Kelompok Belajar (KB), Taman Kanak-kanak (TK), dan SD hanya Rp2,685 miliar. Dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Malang sebesar Rp1,695 miliar dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 990 juta.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Malang, M Saiful Efendi mengatakan, pihaknya telah turun lapangan untuk meninjau langsung sekolah-sekolah dengan ruang kelas rusak. Namun, ia memahami bahwa anggaran yang terbatas membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang tak bisa mengakomodir semua sekolah yang mengajukan rehabilitasi.
“Kami enggak bisa langsung menyelesaikan masalah-masalah pengajuan itu, terkait anggaran. Kalau kami dari dewan, bagaimanapun ya kami tetap sidak. Mana yang lebih parah dan perlu (diperbaiki) itu harus kami utamakan dan sesuai dari pengajuan dari sekolah masing-masing,” tutur Saiful saat ditemui belum lama ini.
Terkait jumlah ruang kelas rusak yang sangat banyak, Saiful mengatakan pandemi membuat ruang kelas rentan rusak karena tidak dipakai. Ia sempat berkeliling ke sekolah dengan ruang kelas rusak di Malang Barat, dan ia banyak menemui ruang kelas yang rusak memang jarang dipakai.
“Dengan pandemi kemarin, kurang lebihnya dua tahun, itu memang (sekolah) off. Terus selanjutnya pada waktu itu banyak yang (kelas) daring. Ruangan kalau nggak dipake itu banyak yang rusak,” ujar Saiful.
Ia berharap, ruang kelas rusak bisa segera mendapat perbaikan apabila ada anggaran yang memadai. Namun, selama anggaran masih terbatas, maka sekolah harus mengantre untuk mendapat rehabilitasi.
“Ada lebih dari seribu SD di Kabupaten Malang. Sehingga, harus ngantre dulu. Kalau anggaran ada, ya lebih cepat lebih bagus,” pungkasnya.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Herlianto. A