Batu, Tugumalang.id – Operasi pasar murah yang digelar Pemerintah untuk menekan inflasi sejak awal Maret 2023 lalu dinilai hanya sekedar kegiatan seremonial belaka. Hingga saat ini, harga sejumlah kebutuhan pokok masih tidak bisa dibendung ketika menjelang bulan suci ramadhan.
Sebagai contoh, di Kota Batu, Jawa Timur, harga cabai rawit merah saat ini masih berada di angka Rp 72 ribu per kilogram. Lalu, harga daging sapi saat ini berada di angka Rp 120 ribu per kilogram dan harga minyak goreng (migor) premium yang tembus Rp 24 ribu per liter, dan migor sederhana di angka Rp 17.833 per liter dan migor Kita Rp 15.667 per liter.
Salah satu pedagang cabai di Pasar Kota Batu, Agus Sujito misalnya menuturkan harga cabai rawit merah pada normalnya berharga sekitar Rp 25 ribu per kilogram. Namun ketika jumlah produksi menurun akibat cuaca ekstem, harganya bisa melonjak hingga Rp Rp 72 ribu per kilogram seperti saat ini.
Situasi serupa juga terjadi pada komoditas cabai kriting dan cabai merah besar. Pada 2 pekan lalu, harga cabai keriting per kilogram masih di angka Rp 36 ribu. Saat ini sudah tembus di angka Rp 38 ribu per kilogram. Untuk harga cabai merah besar mulanya Rp 33 ribu per kilogram, saat ini Rp 34.500 per kilogram.
”Situasi gini memang sudah wajar karena kan faktor cuaca,” kata Agus.
Sementara untuk harga bawang merah dan bawang putih turun sekitar 25 persen. Dimana harga bawang merah sebelumnya Rp 36 ribu per kilogram saat ini tinggal Rp 31.175 per kilogram. Sedangkan harga bawang putih saat ini naik jadi Rp 28 ribu per kilogram, yang sebelumnya Rp 26.500 per kilogram.
Untuk harga ayam potong mengalami kenaikan dari yang semula Rp 30 ribu per kilogram, saat ini naik jadi Rp 32 ribu per kilogram. Sedangkan untuk harga ayam kampung saat ini tembus Rp 59.750 per kilogram.
”Biasanya, kenaikan harga ini bisa sampai hari raya, khususnya daging ayam,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Kota Batu, Nurochman, operasi pasar murah harus dilakukan evaluasi. Misalnya dengan memperbanyak hari operasional. Misal sebelumnya digelar sekali dalam satu pekan, mungkin bisa diperbanyak menjadi satu pekan tiga kali.
“Selain itu, pasar murah juga jangan berorientasi mencari keuntungan. Sebab masyarakat yang berangkat ke pasar murah sudah pasti berharap harga yang dijual lebih murah. Masak dengan harga di pasaran gak jauh beda,” ujarnya.
Sebagai informasi, operasional pasar murah yang digelar Diskopindag Kota Batu digelar setiap hari kamis di setiap Desa/Kelurahan secara bergantian hingga menjelang Ramadhan. Harapannya, pasar murah bisa menjaga kestabilan harga bahan pokok.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko