Tugumalang.id – Setiap 21 September diperingati sebagai Hari Alzheimer Sedunia. Penyakit mematikan yang menyerang sel-sel otak hingga tak berfungsi dan akhirnya mati ini masih diwaspadai oleh seluruh orang.
Betapa tidak, Kementerian Kesehatan melaporkan setidaknya ada 46 juta jiwa menderita Alzheimer di seluruh dunia, dan 22 juta di antaranya mendiami Asia, dan per 2050, angka penderita Alzheimer akan meningkat hampir 4 kali lebih banyak.
Dewasa ini, banyak orang awam merelasikan Alzheimer dengan lansia atau orang tua. Tahukah Anda, bahwa itu salah satu mitos Alzheimer yang telah menjadi stigma masyarakat? Oleh karena itu, Tugu Malang menghadirkan 7 mitos dan fakta sebetulnya dari penyakit Alzheimer yang dilansir langsung dari Alzheimer’s Association.
1. Hanya lansia yang bisa terkena Alzheimer
Faktanya, Alzheimer tidak hanya menyerang lansia, namun dapat menyerang orang berusia 30-50 tahunan. Hal ini disebut Alzheimer dengan onset yang lebih muda atau onset dini.
Diperkirakan ada lebih dari 5 juta orang yang hidup dengan Alzheimer di Amerika Serikat. Ini termasuk lebih dari 5 juta orang berusia 65 dan lebih tua dan 200.000 orang lebih muda dari usia 65 tahun dengan penyakit Alzheimer yang lebih muda.
2. Penyakit Alzheimer tidak fatal dan mematikan
Faktanya, sampai saat ini, penyakit Alzheimer tidak memiliki pasien yang selamat hingga sembuh. Penyakit ini menghancurkan sel-sel otak dan menyebabkan perubahan memori, perilaku tidak menentu, dan hilangnya fungsi tubuh.
Secara perlahan dan menyakitkan, penyakit ini akan menghilangkan identitas seseorang, kemampuan untuk berbaur, berpikir, makan, berbicara, berjalan dan menemukan jalan pulang.
3. Ada perawatan yang tersedia untuk menyembuhkan penyakit Alzheimer
Faktanya, belum ada pengobatan dan perawatan yang dapat menyembuhkan Alzheimer. Jika pun ada, hanya tersedia terapi bernama aducanumab (Aduhelm) yang ditujukan untuk mencegah perkembangan penyakit.
Ini adalah terapi pertama yang menunjukkan bahwa menghilangkan amiloid, salah satu ciri penyakit Alzheimer, dari otak cukup mungkin untuk mengurangi penurunan kognitif dan fungsional pada orang yang hidup dengan Alzheimer dini.
Obat lain dapat membantu mengurangi gejala, seperti kehilangan ingatan dan kebingungan, untuk waktu yang terbatas. Diagnosis dini Alzheimer memberi Anda peluang yang lebih baik untuk mendapatkan manfaat dari pengobatan.
4. Suntikan flu meningkatkan risiko penyakit Alzheimer
Faktanya, sebuah teori yang diajukan seorang dokter di Amerika Serikat menyatakan suntikan flu ada hubungannya dengan risiko penyakit Alzheimer. Teori ini kemudian ditangguhkan Dewan Pemeriksa Medis Carolina Selatan.
Beberapa penelitian utama kemudian muncul untuk menghubungkan suntikan flu dan vaksinasi lain dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer dan kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.
Sebuah jurnal yang dipublikasikan PubMed berjudul “Annual revaccination against influenza and mortality risk in community-dwelling elderly persons’ menemukan bahwa suntikan flu tahunan untuk orang dewasa yang lebih tua dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dari semua penyebab.
5. Penyakit Alzheimer dan demensia itu sama
Faktanya, istilah penyakit Alzheimer dan demensia sering digunakan secara bergantian. Padahal, ada perbedaan. Demensia mengacu pada gangguan memori, pemikiran, penalaran, dan perilaku, dan Alzheimer hanyalah salah satu jenis demensia.
Istilah-istilah tersebut mungkin membingungkan karena Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia dan paling terkenal. Tetapi ada juga jenis demensia lainnya, termasuk demensia tubuh Lewy , demensia frontotemporal, dan demensia vaskular.
6. Alzheimer pasti akan diturunkan ke garis keturunan
Fakta, orang tua atau orang dengan garis keturunan yang mempunyai riwayat Alzheimer mungkin khawatir akan mengidapnya seiring bertambahnya usia. Peluang seseorang terkena Alzheimer lebih tinggi jika mereka memiliki mutasi atau variasi genetik tertentu dari sang orang tua. Namun, tidak berarti seperti itu.
Dikarenakan sangat kompleks, para ilmuwan belum sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan Alzheimer terjadi pada manusia. Bahkan, sejumlah faktor di luar genetika juga berperan dalam perkembangan penyakit ini, misalnya, faktor gaya hidup dan lingkungan. Olahraga, diet, paparan polusi, dan merokok meningkatkan resiko terkena Alzheimer.
7. Pikun berarti Alzheimer
Fakta, meskipun masalah ingatan biasanya merupakan salah satu tanda pertama Alzheimer, tidak semua masalah ingatan berarti seseorang mengidap penyakit tersebut. Menjadi pelupa itu normal seiring bertambahnya usia.
Reporter: Nurukhfi Mega Hapsari
Editor: Herlianto. A