Tugumalang.id – 502 siswa marinir menjalani tradisi pembaretan di Pantai Baruna, Kondang Iwak Desa Tulungrejo, Dusun Donomulyo, Malang Selatan, Jumat (22/3/2024). ‘Baret ungu’ resmi disandang para prajurit muda marinir usia menuntaskan pendidikan komando (Dikko) Marinir Angkatan 173.
Ratusan siswa marinir ini telah melakoni pendidikan oleh Komando Pendidikan Korps Marinir (Kodikmar) – Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan Angkatan Laut (Kodiklatal) selama 3 bulan nonstop.
Berbagai tahap latihan yang berat telah mereka lalui. Mulai tahap komando, tahap laut, darat dan udaeam tahap hutan, gerilya lawan gerilya hingga lintas medan sejauh 350 kilometer dari Banyuwangi ke Pantai Baruna.
Baa Juga: Komandan Puslatpurmar 4 Purboyo Jenguk Prajuritnya yang Sakit di Malang
Bahkan sebelum upacara pembaretan, prajurit muda marinir ini melakoni lintas medan dengan berjalan kaki yang menggunakan pakaian tempur di Lautan Pasir Bromo (Probolinggo) – Wonorejo – Gondang Legi – Srigonco – dan berakhir di Pantai Baruna untuk menjalani upacara pembaretan.

Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI Marinir Endi Supardi menegaskan para prajurit muda ini juga telah mengikuti kursus pemantapan selama 1 bulan di Komando Latih Korps Marinir melengkapi bekal ilmu sebagai pasukan pendarat amfibi Korps Marinir.
”Kegembiraan hari ini adalah milik mereka, setelah menjalani penggemblengan, dilatih untuk disiapkan menjadi petarung-petarung yang tangguh di Korps Marinir,” ungkap Endi.
Baca Juga: Dua Mahasiswa Unikama Sabet Medali Perak dalam Seni Tarung Tradisonal Jepara
Tradisi upacara pembaretan itu dipimpin Dankormar Mayjen TNI Marinir Endi Supardi dan disaksikan oleh seluruh pejabat utama Kodikmar-Kodiklatal hingga keluarga prajurit muda. Gemuruh debur ombak yang ganas dan tinggi mengiringi tradisi pembaretan itu.

Tradisi pembaretan itu juga menyuguhkan berbagai atraksi militer mulai demonstrasi penembak jitu, yel-yel, memakan ular sebagai logistik darurat di hutan hingga tradisi memanggul pimpinan dan bernyanyi bersama tanda suka cita atas prosesi pembaretan.
Adapun, 502 prajurit muda marinir tersebut terdiri dari 58 Taruna AAL tingkat II Angkatan ke-71, 100 siswa Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) dan 343 siswa Pendidikan Pertama Tantama (Dikmata) angkatan ke-43 hingga siswa Tandikmaba.
Pasca menyandang baret ungu, mereka akan ditempatkan di Pasukan Marinir (Pasmar) 1, Pasmar 2, Pasmar 3 atau Brigif 4/BS Korps Marinir. Untuk siswa Taruna masih akan melanjutkan pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL).
Endi menjelaskan Dikko ini bertujuan mendidik dan membekali para prajurit agar memiliki keterampilan melaksanakan tugas sebagai prajurit komando. Titik berat Dikko ini pada keterampilan perorangan dan satuan kecil, secara teliti dan benar.
Sehingga, kata Endi, para prajurit yang disiapkan sebagai pendarat amfibi itu akan tumbuh sebagai prajurit berjiwa tangguh, militan, pantang menyerah di segala medan perang.
Diharapkan selesai latihan ini para prajurit muda ini dapat mengaplikasikannya dalam kedinasan di satuan operasi di lapangan.
”Sejak awal pendidikan, mental, kemampuan dan daya juang mereka sudah teruji sehingga ketika bertugas, tak ada lagi jarak antar anggota sehingga menjadi kesatuan yang solid dalam menjaga keutuhan NKRI,” tegasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A