Tugumalang.id – Kota Batu mulai mewaspadai penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan yang mulai menyebar di empat kabupaten di Jawa Timur.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu bergerak cepat melakukan pencegahan dengan melakukan pengambilan swab pada hewan ternak yang diduga terjangkit PMK.
Hasilnya, ada 33 ekor sapi di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, diduga terjangkit atau suspect PMK. Saat ini, sampel serumnya tengah diteliti di Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.
”Namun belum bisa dipastikan hasilnya positif atau tidak. Nanti hari Kamis, hasilnya baru keluar,” kata Kepala DPKP Kota Batu, Sugeng Pramono, pada Rabu (11/5/2022).
Temuan ini, kata Sugeng, didasarkan pada laporan peternak terkait sejumlah hewan ternaknya yang terindikasi kena penyakit. Laporan masuk pada 6 Mei 2022 dan langsung ditindaklanjuti untuk diambil sampel serumnya.
Kasus wabah PMK sendiri pernah ada pada sekira 30 tahun lebih yang lalu dan dinyatakan sudah hilang pada sekitar 1990-an. Namun belakangan, kasus ini mencuat kembali. Di Jawa Timur, sudah ada 1.600 ekor sapi dilaporkan terserang wabah PMK.
Usai memeriksa sejumlah ternak itu, pihak DPKP Kota Batu juga langsung bergerak cepat melakukan penyemprotan kandang hingga pemberian vitamin dan antibiotik.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan mitigasi atas kejadian ini. Sejumlah kandang ternak, khususnya di Desa Sumbergondo, juga telah dilokalisir. Sebagai data, jumlah sapi perah di Sumbergondo ada sebanyak 343, sapi potong sebanyak 104 ekor.
”Kita sudah laporan ke gubernur dan Kementerian Pertanian. Sementara ini, 33 ekor sapi itu suspect dan masih diteliti. Saat ini kami bangun posko juga di desa,” ujarnya.
Menurut Sugeng, masyarakat diharap tidak panik dengan wabah ini karena tidak menular ke manusia. Ia mengimbau jika ada hewan ternak yang mengalami gejala PMK seperti kuku sakit atau mulut berliur, segera melapor ke dinas.
Tanda klinis lain penyakit PMK di antaranya demam tinggi mulai 39-41 derajat celcius, keluar lendir berlebihan dari mulut hewan ternak dan berbusa, terdapat luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, kaki pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, nafas cepat, produksi susu turun drastis, dan menjadi kurus.
Diimbau juga agar masyarakat sementara tidak mengirim atau menerima hewan ternak dari luar daerah ke Kota Batu untuk meminimalisir potensi penyebaran.
”Masyarakat tidak perlu panik karena daging sapi atau susu selama diolah dengan baik, masih bisa dikonsumsi,” pungkasnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id