Tugumalang.id – Sebanyak 90 persen atau sekitar 2.000 santri di Kota Batu telah berada di masing-masing pondok pesantrennya. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kemenag Kota Batu, Nawawi M Fil, pada Senin (5/7/2021).
Nawawi menjelaskan, para santri itu sudah berada di masing-masing pondok pesantrennya sejak sekitar bulan Mei 2021. Disebutkan, sekitar 2.000 santri itu tersebar di 43 pondok pesantren di Kota Batu. “Mereka sudah kembali ke masing masing ponpes sejak setelah hari raya. Jadi jauh sebelum pemberlakuan PPKM Darurat,” jelasnya.
Disebutkan, para santri itu mayoritas berasal dari pondok pesantren yang tidak berbasis sekolah formal.
Untuk santri pondok pesantren yang berbasis sekolah formal seperti MTSN dan MAN, masih belum kembali lantaran menyesuaikan tahun ajaran baru.
Terkait aturan pondok pesantren di PPKM Darurat, Nawawi mengatakan bahwa santri yang sudah berada di pondok pesantren tidak boleh pulang ke daerah masing masing.
“Kemudian bagi santri yang belum kembali, maka selama PPKM Darurat ini tidak boleh kembali ke pondok pesantren masing-masing. Untuk pembelajaran, dilakukan secara daring,” ucapnya.
Dia juga mengimbau kepada pengurus pondok pesantres di Kota Batu untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan dengan ketat sesuai arahan Satgas COVID-19 Kota Batu.
Selain itu, setiap pondok pesantren juga diimbau agar membentuk Satgas COVID-19 sebagai pengawas pelaksanaan protokol kesehatan di masing -masing pondok pesantren. “Sehingga misalnya ada yang terpapar, maka segera komunikasikan dengan layanan kesehatan terdekat. Kemudian juga segera dikomunikasikan dengan orang tua santri,” tuturnya.
“Dari komunikasi itu maka bisa diambil langkah-langkah apakah isolasi mandiri di pondok atau dipulangkan. Jadi tindak lanjutnya tergantung dari komunikasi antara orang tua, pondok, dan Dinkes Kota Batu,” imbuhnya.
Nawawi mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapati adanya laporan santri di Kota Batu yang terpapar COVID-19 sejak mereka masuk ke Kota Batu.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Kota Batu, Habib Maulana, menuturkan bahwa pihaknya telah menerapkan prokes ketat sesuai arahan pemerintah. Fasilitas prokes mulai penyediaan ruang isolasi hingga hand sanitizer juga sudah disiapkan.
“Bahkan wali santri juga tidak diperkenankan untuk berkunjung. Kegiatan pembelajaran kami juga daring,” ucapnya.
Disebutkan, pihaknya juga membatasi 50 persen kapasitas Pondok Pesantren Al Hidayah. Dikatakan, saat ini hanya ada 60 santri dari 320 santri yang ada disana.
“Untuk yang masih disini memang berasal dari luar daerah. Dari Kepulauan Solot NTT, Denpasar, Banyuwangi, Ternate, dan Tegal,” paparnya.
Terpisah, Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, juga mengimbau agar pondok pesantren di Kota Batu tidak melakukan pembelajaran tatap muka. Sementara Dalam PPKM Darurat ini, semua kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring.
“Ini semua demi kebaikan peserta didik. Apalagi anak-anak ini masa depannya masih panjang. Sehingga kita tekan dulu kasus COVID-19 agar tidak ada paparan virus di usia anak-anak,” terangnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti