MALANG, tugumalang.id – Sebagai Perguruan Tinggi (PT) terbaik di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), Universitas Islam Malang (Unisma) turut berperan mendongkrak kemajuan kualitas pendidikan serta mewujudkan lingungan kampus yang sehat, aman dan nyaman bagi sivitas akademika.
Sebab itu, Unisma menginisiasi gelaran Sarahsehan Nasional “Peningkatan Kinerja Bidang Akademik dan Kemahasiswaan di PTNU se-Indonesia”, di Gedung Utsman bin Affan, lantai 7, Sabtu (19/8/2023).
Sarahsehan ini melibatkan unsur pimpinan di lingkungan PTNU sebagai peserta dengan menghadirkan dua narasumber, yakni Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri MSi dan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendikbud Ristek Dr Sri Suning Kusumawardani ST MT.
“Kegiatan ini inisiatif Unisma sebagai PTNU number one di Indonesia yang dapat dilihat dari berbagai macam perankingan. Baik di lingkungan Dikti maupun internasional berdasarkan perangkingan dari berbagai sumber, baik itu Dikti, Unirank maupun Webometrics,” kata Rektor Unisma, Prof Dr H Maskuri MSi.

Maskuri melanjutkan, Unisma tidak ingin melaju sendiri, namun ingin maju bersama-sama dengan PTNU maupun perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia lewat berbagai langkah strategis, termasuk perguruan tinggi tingkat internasional.
“Apa yang kami lakukan saat ini diharapkan menjadi good practices (praktik terbaik) bagi perguruan tinggi – perguruan tinggi NU,” lanjutnya.
BACA JUGA: Lepas 1.023 Mahasiswa, Rektor Unisma Dorong Ekspansi KSM Tematik Nusantara
Unisma bahkan mendapatkan apresiasi dari Mendikbud Ristek sebagai PTNU yang sangat mensupport program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Artinya, Unisma sangat mendukung program akademik, kemahasiswaan maupun kerjasama yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek.
Kini, tambah Maskuri, Unisma juga telah peroleh akreditasi unggul dengan 13 prodi yang terakreditasi unggul. Ada 7 prodi dengan akreditasi internasional dari Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA) dan Akkreditierungsagentur fur Studiengange der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN).
Di bidang riset, Unisma menjadi perguruan tinggi swasta yang mendapatkan pembiayaan terbesar dari 328 perguruan tinggi swasta di Jawa Timur (Jatim). Hal ini menjadikan Unisma sebagai salah satu leader riset di Jatim.
Beberapa program strategis yang dilakukan Unisma adalah dengan melakukan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi maupun instansi di luar negeri. Saat ini Unisma telah menjalin kerjasama dengan berbagai instansi yang ada pada 35 negara.
Hingga di tahun 2027 mendatang, Unisma akan terus berupaya melakukan peningkatan dalam berbagai bidang lainnya. Hal ini selaras dengan visi utama Unisma menuju World Class University.
“Maka kehadiran Belmawa dapat memberikan motivasi tersendiri terutama dalam bidang kinerja pembelajaran dan kemahasiswaan,” terangnya.
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kerjasama, Prof Drs H Junaidi MPd PhD menambahkan, tujuan kegiatan ini dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalisasikn kerjasama sesama PTNU di Indonesia untuk bisa meningkatkn kinerja baik akademik maupun kemahasiswaan.
Dengan begitu, sarahsehan ini akan diisi dengan berbagai diskusi teknis dan merumuskan berbagai upaya peningkatan kerjasama untuk melejitkan pula kinerja perguruan tinggi di bidang akademik dan kemahasiswaan. Termasuk mewujudkan lingkungan kampus yang sehat, aman dan nyaman bagi seluruh sivitas akademika.
“Disamping upaya meningkatkan kinerja bidang akademik dan kemahasiswaan, kita juga akan merumuskan langkah teknik untuk mewujudkan PTNU yang anti intoleran, anti perundungan dan anti kekerasan seksual,” sambungnya.
Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dr Sri Suning Kusumawardani ST MT menjelaskan bila setiap perguruan tinggi di Indonesia harus merdeka dari segala bentuk tekanan, termasuk kekerasan dan perundungan.
“Menciptakan lingkungan pendidikan tinggi yang kondusif adalah menjadi konsen kita bersama,” terang perempuan berhijb ini secara daring.
Sri Suning memaparkan bahwa berdasarkan data yang data, telah menetapkan status darurat kekerasan seksual di lingkungan pendidikan tinggi .
“Kita mendapatkan data bahwa kekerasan sesksual terjadi di semua jenjang pendidikan dari 27 persen aduan yang diterima itu terjadi di jenjang perguruan tinggi, ini menurut kajian komnas perempuan,” paparnya.
Selain itu, berdasarkan 174 testimoni dari 79 kampus di 29 kota, yang menjadi korban kekerasan seksual adalah 89 persen perempuan 4 persen laki-laki .
“Dan kita mendapatkan fakta bahwa kekerasan seksual bisa laki-laki dengan perempuan dengan korban perempuan, laki-laki dengan perempuan dengan korban laki-laki, perempuan dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki,” tuturnya.
Sedangkan dalam survey kementerian tahun 2020, diketahui bahwa 77 persen dosen menyatakan kekerasan seksual pernah terjadi di kampus, namun 63 persen dari merek tidak melaporkan korban yang diketahuinya kepada pihak kampus.
“Kekerasan seksual ini paling sulit dibuktikan tapi efek dan dampaknya sangat besar dan bisa jangka panjang. Tentu dengan kesadaran bersama, kolaborasi bersama kita menginginkan kampus sehat aman dan nyaman terbentuk di lingkungan perguruan tinggi kita,” tambah Sri Suning.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: feni yusnia
editor: jatmiko