Tugumalang.id – Pariwisata tampaknya telah kembali menunjukkan taringnya sebagai sektor penopang perekonomian masyarakat pasca badai pandemi Covid-19 melanda negeri. Salah satunya pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mendapat fasilitas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, wartawan Tugumalang.id bersama media pemberitaan lain di Malang Raya mendapat kesempatan untuk merasakan hiruk pikuk pariwisata di Jogja pada 30 November – 2 Desember 2022.
Setiba di Kota Istimewa, rombongan disambut hangat oleh Kepala OJK Daerah Istimewa Yogyakarta, Parjiman, dan Direktur Humas OJK, Darmansyah, bersama Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri, yang tiba lebih dulu di Hotel Santika Premier Jogja.
Di hotel yang terletak beberapa meter dari monumen terkenal, Tugu Jogja itu, para wartawan mendapat pemaparan materi literasi soal jasa keuangan hingga sesi diskusi. “Liburan kok ada pemaparan literasi keuangan,” gumamku.
“Di sini santai saja, bicara yang ringan-ringan saja, yang berat biar urusan OJK Malang,” kata Parjiman, Kepala DIY Yogyakarta yang membuat suasana menjadi lebih cair.
Alhasil, wawasan soal jasa keuangan hingga tips membedakan pinjaman online (pinjol) ilegal dan legal tertuang dalam sesi ini.
“Intinya kalau ada pinjol yang menawarkan produk lewat pesan WA atau SMS, dipastikan itu ilegal. Karena OJK melarang hal itu,” kata Darmansyah, Direktur Humas OJK.
Perjalanan wisata pun dimulai. Pertama adalah wisata kuliner. Rombongan bergegas kembali ke bus untuk menuju Resto Ratu Boko, Sleman, DIY. Di lokasi yang terletak di atas ketinggian ini, pemandangan panorama lampu-lampu malam Jogja tampak melambai-lambai menyapa.
Berbagai hidangan khas Jogja disajikan bersama penampilan live musik yang kian memperkuat suasana istimewa kota gudeg ini. Bersantai di wisata kuliner out door yang juga berada di kawasan Kompleks Taman Wisata Ratu Boko ini sekaligus menutup agenda perjalanan hari pertama.
Setelah puas, rombongan kembali ke Hotel Santika Premier Jogja untuk beristirahat. Namun beberapa wartawan berjalan kaki keluar hotel untuk menikmati angkringan di trotoar sekitar Tugu Jogja yang memang hanya terpaut beberapa meter dari hotel tempat menginap.
Meski bukan weekend, kawasan tersebut cukup ramai dipadati muda mudi yang saling bercengkrama menikmati sudut kota gudeg itu. Sajian Kopi Jos atau segelas kopi hitam dengan tambahan bara arang menjadi sasaran paling banyak dipesan.
Di hari kedua, rombongan melanjutkan perjalanan di Lava Tour Merapi. Dengan menaiki mobil Jeeb klasik, para peserta wisata ditunjukkan suasana kaki Gunung Merapi. Mulai tambang pasir hingga Banker Kaliadem yang menjadi saksi bisu kisah kelam 2 relawan yang tewas saat berlindung dari erupsi Merapi pada 2010 silam.
Banker berkapasitas sekitar 40 orang ini sudah tidak difungsikan lagi. Namun kini lokasi tersebut menjadi salah satu titik wisata di kaki Gunung Merapi. Tampak suasana dalam banker ini gelap gulita tanpa lampu penerangan.
“Di banker ini dulu 2 relawan meninggal. Mereka yang memberikan peringatan kepada pekerja dan warga setempat ketika erupsi terjadi. Namun warga tidak mau berlindung di banker, jadi 2 relawan ini yang masuk banker. Nahas pintu banker jebol dan menewaskan mereka,” kata salah satu tour guide.
Di sekitar kaki gunung Merapi juga terdapat makam yang digunakan untuk memakamkan puluhan korban erupsi Merapi secara massal. “Itu makam massal tempat para korban erupsi dimakamkan. Kalau mbah Marijan bukan di situ, beda lagi,” kata driver mobil Jeeb saat melintasi makam tersebut.
Perjalanan Lava Tour Merapi dilanjutkan melintasi pemandangan alam kaki gunung Merapi. Wisata Lava Tour Merapi ditutup dengan manuver mobil Jeep pemancing adrenalin di lembah cekungan berair. Seluruh penumpang mobil Jeep pun dibuat basah kuyup.
Wisata dilanjutkan dengan mengunjungi Museum Ullen Sentalu, Sleman. Di museum ini, tersimpan berbagai peninggalan pembuka wawasan sejarah keraton Surakarta dan Yogyakarta hingga sejarah dinasti Kerajaan Mataram. Berbagai koleksi lukisan, pakaian kerajaan, kain batik, alat musik hingga arca bersejarah dari kerajaan tersimpan rapi dan eksklusif.
“Di sini dilarang menyentuh benda koleksi, mendokumentasikan foto, video atau rekaman. Kami menjaga peninggalan sejarah dengan kebijakan ini agar koleksi museum tidak terdeteksi pencuri,” kata pemandu museum.
Dari seluruh titik wisata mulai Lava Tour Merapi, Banker Kaliadem hingga Museum Ullen Sentalu, tak satupun yang sepi penggunjung. Seluruhnya dipadati wisatawan meski bukan hari akhir pekan. Pedagang dan masyarakat sekitar wisata tampak menikmati berkah ramainya kunjungan wisatawan.
Menjelang sore, rombongan dari Malang ini melanjutkan wisata kuliner legendaris khas Jogja yakni Gudeg Yu Djum. Kuliner yang dikenal manis ini tiba tiba saja terasa cepat habis saat disantap dalam suasana perut yang memang lapar. Beberapa pengunjung tampak memesan lagi untuk dibungkus pulang.
Selanjutnya, perjalanan bergerak menuju pusat oleh oleh di Jogja mulai oleh oleh T-shirt hingga oleh oleh Bakpia. Wisata malam hari kedua ditutup dengan wisata kuliner Sate Klathak. Kuliner olahan serba daging kambing ini sekaligus menjadi penutup wisata di Jogja.
Hari ketiga tiba. Rombongan bersiap untuk melakukan perjalanan kembali pulang ke Malang. Perjalanan pulang dimulai pada pagi hari. Di tengah perjalanan, wisata kuliner ternyata masih ada. Rombongan mampir di Dapur Solo di Surakarta dengan pemandangan gedung megah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Perjalanan wisata akhirnya benar-benar berakhir. Sampai jumpa Jogja dengan masyarakatknya yang ramah dan santun. Terimakasih atas pengalaman wisata dan wawasan luhurnya. Serta OJK Malang yang memeberikan fasilitas wisata luar biasa di Jogja.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A