Tugumalang.id – Tim KKN Reguler Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan Pelatihan Public Speaking di SMKN 1 Wonosari, Desa Sumberdem, Kabupaten Malang, pada Senin (20/7/2022).
Kegiatan yang mengusung tema “Meningkatkan Kualitas Soft Skill dan Seni Berbicara di Masa Kini” ini, berlangsung di kelas RPS Tesha SMKN 1 Wonosari dan diikuti 30 peserta.
Tim KKN dibimbing oleh dosen pembimbing Andika Nur Rahma Bagus Putra SPd MPd. Acara ini dipimpin oleh Muthiah Nailin Najah selaku MC, diisi oleh Fajar Wahyudi selaku Koordinator KKN Desa Sumberdem, serta Putri Nahdliyah Ayu Khumaidah, mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia UM, selaku pemateri.
“Acara ini menjadi pembuka kegiatan yang merupakan salah satu program kerja dari tim KKN di Desa Sumberdem,” ujar Andika Bagus.
Menurutnya, terpilihnya Putri Nahdliyah atau yang kerap dipanggil dengan nama Putricis sebagai pemateri dalam Pelatihan Public Speaking lantaran memiliki soft skill yang mumpuni.
Selain mahasiswa, Putricis merupakan seorang Public Speaker dan Freelancer Master of Ceremony (MC), bahkan memenangkan beberapa juara terkait dunia public speaking seperti pidato, mendongeng atau story telling, ceramah/da’i, musabaqah syahrhil Qur’an, MC, dan lain-lain.
Dalam sambutannya, Fajar mengungkapkan bahwa kegiatan pelatihan ini penting guna meningkatkan soft skill dan belajar bersama terkait tips dan seni berbicara sebagai public speaker.
“Kegiatan ini untuk meningkatkan soft skill para siswa sekaligus menjadi bekal mereka ketika akan lulus SMK nanti,” jelasnya.
Diketahui, dalam penjelasan materi public speaking, siswa SMK Negeri 1 Wonosari diberikan ice breaking oleh pemateri sebelum memulai dan dipertengahan pada materi inti. Selain untuk menghibur dan mencairkan suasana, hal itu juga berpengaruh demi meningkatkan konsentrasi, mengaktifkan pikiran dari kejenuhan, menambah keakraban, dan membuat suasana lebih kondusif.
Metode ice breaking yang diberikan ada beberapa bentuk yang diberikan. Pertama, metode permainan. Metode ini adalah salah satu cara yang gemar dan kerap digunakan di acara-acara lainnya seperti seminar, workshop, kelas, dan lain-lain.
Di awal sebelum kegiatan, Putricis memberikan permainan tepukan ingat kata yakni dengan memberikan tanda jika menyebut kata (pagi), dijawab dengan satu tepukan, jika siang dua tepukan, sore tiga tepukan, dan malam tidak bertepuk.
Permainan sederhana ini sengaja digunakan di awal untuk memancing semangat dengan konsentrasi dari peserta.
Metode kedua yakni menggunakan metode studi kasus. Metode ini digunakan dipertengahan saat menyampaikan materi inti agar peserta tidak bosan.
Cara ini dilakukan dengan cara tunjuk-jawab, artinya ketika pemateri menunjuk salah satu peserta, ia dipastikan bisa menjawab dengan cepat dan benar. Di dalam slide PPT sudah terdapat beberapa poin (tanpa angka), ketika pemateri meminta menyebutkan poin nomor lima, maka peserta harus cepat menghitung poin nomor lima dan membacakan dengan keras kalimat yang ada di nomor itu.
Metode ini digunakan untuk mengembalikan konsentrasi yang awalnya melemah dan meningkatkan semangat dalam menerima materi kembali.
Selanjutnya, pemateri mulai menyampaikan materi Pelatihan Public Speaking. Pelatihan kali ini menjelaskan terkait bagaimana pentingnya belajar public speaking, tips agar percaya diri dan lancar berbicara, juga penjelasaan materi kebahasaan dan non kebahasaan, serta lain sebagainya.
Seluruh peserta mendengarkan dan menyimak dari awal hingga akhir, bahkan ada beberapa peserta yang juga bertanya dan aktif dalam ruangan kelas pelatihan itu.
Beberapa materi yang disampaikan tentu tidak sekedar untuk bagaimana menjadi MC, presenter, moderator, penceramah, ataupun bidang lainnya. Ilmu itu dapat digunakan untuk personal secara keseluruhan, baik kepribadian, cara menyikapi seseorang atau keadaan, pintar dalam berkomunikasi maupun bersosialisasi, bahkan belajar bagaimana sikap perilaku atau adab dalam berinteraksi dengan seseorang.
“Hal tersebut tentu menjadi hal yang sangat penting karena tidak semua orang memahami tentang ilmu dan dan menata kepribadian tersebut,” ujarnya.
Pelatihan kali ini juga menjelaskan tentang pengetahuan awal seperti metode public speaking yaitu dilakukan secara spontanitas, persiapan dengan naskah yang full, hafalan, dan menggunakan bentuk note atau garis besar.
Kemudian, beberapa persiapan yang perlu disiapkan antara lain mental guna mempersiapkan pikiran, memberikan ketenangan secara pribadi agar tidak terjadi kesalahan, dan menampilkan dengan rasa penuh percaya diri serta tetap menjadi diri sendiri agar menciptakan kenyamanan tersendiri.
Setelah mental, adalah fisik. Fisik juga harus dijaga dengan optimal, misal sebelum tampil diusahakan perut sudah terisi dan minum yang cukup sehingga otak bisa lebih fokus dan memiliki konsentrasi yang tinggi.
Kemudian materi. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca, menyusun, dan menguasai materi yang akan disampaikan.
Selain pengetahuan awal yang harus diketahui seperti di atas, masih banyak pertanyaan yakni bagaimana cara membangun percaya diri dan lancar berbicara di depan khalayak umum atau ruangan besar.
Dalam menyikapi hal itu, tiga hal yang harus diketahui ialah know the material atau banyak pengetahuan, rasa ingin tahu yang tinggi, memahami materi, pandai dalam menyusun kata dan kalimat.
Know the room atau cepat beradaptasi dengan ruangan acara dan merasa serta memberikan kenyamanan baik untuk diri dan audience.
Know the audience atau mengenali karakteristik pendengar secara keseluruhan, menyesuaikan gaya dan etika, memahami posisi peserta baik sebagai pejabat, intelektual, anak kecil, ibu-ibu, dan lain-lain.
Tak hanya itu, dalam materi public speaking, perlu disadari bahwa materi itu tidak hanya sekedar membahas terkait teori, melainkan juga praktik yang seharusnya dilakukan berkelanjutan agar terbiasa dan mengetahui progres dari setiap tahap.
“Salah satu kunci dari belajar public speaking adalah mengetahui teori dan memperbanyak jam terbang. Ketika selalu menerapkan dan mencoba banyak kegiatan terkait public speaking, maka hal yang sebelumnya belum bisa akan terbentuk dengan sendirinya, seperti olah suara, cara penyampaian, gerakan, intonasi, cara penguasaan panggung, cara memahami peserta dan lingkungan, dan masih banyak lagi,” beber Putricis.
Setelah materi telah disampaikan, siswa-siswi mengajukan pertanyaan dengan beberapa keluhan saat menghadapi posisi berbicara dengan banyak orang atau di depan khalayak umum.
Pelatihan kali ini tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan pemateri memberikan pendampingan lanjutan yakni dengan memberikan tugas video perkenalan diri dan kemudian akan diberikan tanggapan, saran, koreksi, dan sharing kepada peserta.
Di akhir, pemateri juga memberikan reward kepada peserta sebagai bentuk partisipasi dan antusias yang tinggi dalam melakukan pendampingan lanjutan pelatihan itu.
“Kedatangan tim KKN di SMKN 1 Wonosari pada saat koordinasi acara hingga pelaksanaan kegiatan Pelatihan Public Speaking sangat disambut baik oleh pihak sekolah,” ujarnya.
Salah satu guru SMKN 1 Wonosari, Nadya turut menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga karena tim KKN telah memberikan ilmu dan pengalaman yang luar biasa.
“Jika ada kegiatan lainnya, kami sangat membuka pintu selebar-lebarnya karena kebetulan SMK kami juga termasuk masih baru dan tentu kami sangat berterima kasih kepada tim KKN UM,” ucap Nadya.
Dengan demikian, dari pelatihan ini diharapkan banyak sedikit dapat bermanfaat terutama bagi siswa SMKN 1 Wonosari. Selain berguna meningkatkan kemampuan pribadi maupun soft skill, juga membantu dan mendukung setidaknya ketika masuk di dunia perkuliahan, pekerjaan, dan masyarakat.
“Hidup di dunia ini tidak akan berguna, jika kita hidup tidak tahu arah ke mana. Kita tidak akan tahu hasilnya, jika kita tidak pernah mencoba. Terakhir, apapun kita di dunia, tetaplah berprinsip untuk menjadi yang bermanfaat bagi sesama,” pesan Putricis.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id