Malang, tugumalang.id – Belasan Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UKMK) di indonesia memamerkan aneka macam kreasi produknya yang terbuat dari sawit di Malang Olympic Garden (MOG) Malang, Jawa Timur. Pameran UKMK itu akan berlangsung hingga Minggu (12/11/2023).
UKMK binaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BDPKS) di bawah naungan Kemenkeu RI ini memamerkan berbagai olahan produk turunan sawit mulai kerajinan tangan, batik tulis, kosmetik, sabun hingga produk tinta dari kelapa sawit.
Dirut BPDPKS Eddy Abdurrachman pameran UKMK hingga menyasar wilayah Jawa Timur ini sebagai bentuk pengenalan kepada masyarakat bahwa sawit itu baik. Hingga saat ini, menurutnya masih banyak kampanye negatif terhadap sawit.
Menurut Eddy, kampanye negatif tentang sawit itu banyak digaungkan negara kompetitor karena kalah bersaing dengan produk sawit. Isu-isu negatif yang dihembuskan seperti merusak lingkungan, memicu deforestasi hingga kandungan kolesterolnya yang tinggi.
Baca Juga: Diskopindag Berikan Wadah Pelaku UMKM di Kota Malang Kembangkan Kemitraan dengan Buyer
“Tapi dari hasil riset dan penelitian yang sudah kita lakukan ternyata itu kan tidak terbukti semua. Justru sawit kita itu punya kontribusi ke lingkungan, justru meningkatkan kualitas tanah dan lain-lain. Promosi seperti inilah yang sedang kita gencarkan,” kata Eddy pada tugumalang.id, Jumat (10/11/2023).
Eddy mencontohkan manfaat sawit bisa dilihat dari berbagai macam aneka produk turunan sawit yang diciptakan UKMK binaan BPDPKS sejak 2015 silam. Total ada sekitar 400 lebih UKMK binaan BPDPKS terus mengembangkan produk mereka agar dikenal masyarakat luas.
Bahkan sebagian dari produk UKMK ini berhasil menembus pasar internasional. Seperti produk batik tulis hingga sarang burung walet. Eksistensi UKMK produk sawit ini diklaim juga berkontribusi dalam upaya percepatan ekonomi nasional pasca pandemi COVID-19.
Tak hanya pemberdayaan UKMK, BPDPKS juga melakukan pengembangan dan pemanfaatan bahan bakar nabati, litbang, hingga pengembangan sarpras perkebunan kelapa sawit.
“Informasi seperti ini kan masih belum sepopuler itu (kampanye negatif). Jadi, upaya mengenalkan pengetahuan bahwa sawit itu baik ini harus kita perluas lagi,” ujar Eddy.
Sejauh ini, kata Eddy, UKMK binaan mereka terus bertumbuh. Tak hanya memberi akses pembiayaan saja, BPDPKS melakukan pendampingan dari sisi riset pengembangan, produksi hingga pemasaran agar skala produksi UKMK ini terus meningkat.
“Seperti temuan tinta sawit itu kan kita dampingi mulai awal. Mulai riset, produksi hingga kita scale up lagi agar diproduksi lebih masif. Kita kenalkan mereka ke pabrik-pabrik dan sejauh ini antusiasnya bagus sekali,” ujarnya.
Adil Quarta Anggoro selaku tim development tinta kelapa sawit dari Politeknik Media Kreatif mengaku bangga bisa terlibat dalam upaya mengenalkan potensi sawit sebagai produk lokal anak negeri. Selama ini, bahkan di dunia percetakan offset itu bahan bakunya didapat dari impor.
Padahal, kata Adil, potensi bahan baku di dalam negeri juga bisa dimanfaatkan untuk membuat tinta cetak. “Buktinya di kami ini semua bahan baku bisa kita substitusi dari bahan-bahan yang bisa didapat di dalam negeri, salah satunya ya dari sawit ini,” jelas Adil.
Berkutat dalam memproduksi tinta sawit ini sejak 2020, kini mereka bisa memasarkannya secara luas dengan harga yang bersaing dengan produk tinta lainnya di pasaran. “Kualitas hasil cetaknya tetap sama, bahkan lebih ramah lingkungan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia berharap tinta kelapa sawit ini bisa semakin dikenal khalayak luas. Saat ini, pihaknya bersama BPDPKS sedang menjajaki kerjasama dengan pabrik-pabrik untuk memproduksi produk mereka menggunakan tinta kelapa sawit.
“Tinta kelapa sawit ini juga sudah kita patenkan. Misal bisa dipakai produksi ke skala pabrik bisa lebih bagus lagi. Saya harap, tinta sawit ini bisa semakin dikenal masyarakat luas,” harapnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko