MALANG – Usai Tragedi Kanjuruhan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana mengatakan bahwa minat bakat anak akan sepak bola harus tetap dipupuk dan dikembangkan.
“Tetap kembangkan minat dan bakat anak. Tidak boleh berhenti gara-gara Kanjuruhan untuk sepakbola,” ujarnya, Jum’at (7/10/2022).
Menurut Suwarjana, dengan demikian diharapkan akan menunjukkan eksistensi sepak bola sebagai hiburan, seni dan industri, bukan tontonan kekerasan. “Kalau tanpa olahraga sepak bola, saya rasa akan mengefek ke semuanya,” sambungnya.
Di sisi lain, di beberkan Suwarjana bahwa ada satu siswa yang menjadi korban dalam tragedi Kanjuruhan. Ialah Daffa Fahrudin Wijaya, 15, siswa kelas XI SMPN 8 Kota Malang. “Ia ikut kakaknya, terus hilang, mungkin karena gelap, ketika ditemukan sudah meninggal dunia,” imbuhnya.
Selain itu, diperkirakan ada puluhan siswa yang turut menjadi korban luka ringan namun tak sampai menjalani perawatan intensif. Bahkan, pasca kejadian malam minggu itu, kebanyakan dari siswa sudah masuk sekolah seperti biasa.
“Iya, sekitar 20an, tapi tidak sampai menginap di RS. Hanya berobat jalan. Kan kejadiannya Sabtu malam ya, Senin-nya mereka sudah masuk (sekolah). Hanya satu atau dua orang yang ngga masuk sekolah,” urai dia.
Sebab itu, Disdikbud juga turut memberikan penanganan khusus berupa trauma healing oleh psikolog didampingi guru BK di masing-masing sekolah. “Kami data, kebetulan ada psikolog, maka kami datangi dengan bantuan guru BK untuk trauma healingnya,” tukas Suwarjana.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A