BATU – Pembangunan titik hidran (hydrant) air oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Batu tidak bisa maksimal. Hingga saat ini, dari target pembangunan hidran di 24 titik, yang masih terealisasi baru 7 titik saja.
Informasi dihimpun, ketujuh titik tersebut antara lain berada di Desa Sumberbrantas, Tulungrejo, Giripurno, Pendem Kecamatan Junrejo, Desa Junrejo,Tlekung Kecamatan Junrejo dan Kelurahan Temas Kecamatan Batu.
Kepala Dinas DPKP, Supriyanto menuturkan jika pihaknya ingin merealisasikan pembangunan titik hidran di 17 titik lainnya tahun ini. Menurut dia, tidak maksimalnya program ini karena anggaran yang terbatas.
”Untuk tahun ini kami rencananya akan bangun hidran di 10 titik. Tapi memang rencana itu belum ada titik terang dari Pemkot Batu,” kata Supriyanto, Minggu (30/1/2022).
Sebab itulah pihaknya kini tidak memiliki rencana kegiatan pembangunan fisik. Padahal pembangunan hidran ini dirasa perlu. Sejauh ini, pusat hidran terbesar ada di lingkungan Balai Kota Among Tani dan Alun-Alun Kota Batu.
Jika nanti sewaktu-waktu terjadi kebakaran di lokasi yang tidak ada hidrannya, maka penanganan kebakaran bisa jadi akan terhambat. Dibangunnya hidran di sejumlah titik penting di Kota Batu itu sangat berpengaruh terhadap kinerja pemadaman.
”Kalau selama ini, kita ambilnya airnya di titik hidran dekat alun-alun, kalau nggak ya ke Balai Kota sini. Ini makan waktu lama,” ungkapnya.
Meski begitu, diakuinya kejadian kebakaran di Kita Batu bisa terbilang tidak mencapai ratusan kasus. Hal ini setelah dilakukan survei dan sosialisasi dimana masyarakat rata-rata sudah sadar bahaya kebakaran.
”Kita perbanyak di sosialisasi, terutama ibu-ibunyang sering di dapur. Masyarakat kalau mau kita agenda sosialisasi bisa hubungi kami. Nanti kami datang dan gratis,” tuturnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor:jatmiko