Malang, tugumalang.id – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi perhatian Pemerintah Kota Malang. Terlebih, kasus DBD membuat sejumlah rumah sakit di Kota Malang over kapasitas sejak awal 2024 ini. Bahkan 2 anak telah meninggal di RSSA Malang akibat terjangkit virus DBD pada Maret dan April 2024.
Kini, edukasi tentang pencegahan merebaknya virus DBD mulai digencarkan. Diketahui, penyebaran virus DBD menyebar melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini biasa menggigit manusia saat pagi dan sore hari ketika orang beristirahat di dalam rumah.
Salah satu jurus untuk memutus penyebaran virus ini tentunya dengan mencegah kembang biak nyamuk. Berikut tips jitu menghindari penyebaran virus DBD yang menyebar melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
1. Menutup tempat tempat yang bisa menampung air. Hal ini bisa menghindari kesempatan nyamuk untuk berkembang biak.
2. Menguras tempat penampungan air atau tempat yang tergenang air. Upaya ini juga bisa mencegah kembang biak nyamuk aedes aegypti.
3. Mengubur atau mendaur ulang barang barang bekas yang tidak dimanfaatkan. Diketahui, nyamuk pada umumnya juga suka bersarang di tempat tempat yang jarang disentuh orang.
4. Memantau keberadaan jentik nyamuk di tempat penampungan air. Jika menemukan, segera kuras tempat penampungan agar area rumah terbebas dari perkembangbiakan nyamuk.
5. Gunakan larvasida di bak mandi. Larvasida adalah pemberantasan jentik nyamuk. Jika fogging untuk memberantas nyamuk dewasa, maka larvasidasi untuk memberantas jentik nyamuk di tempat penampungan air yang tidak dapat dikuras atau dibersihkan.
6 Gunakan pakaian pajang. Hal ini bisa mengantisipasi gigitan nyamuk saat masyarakat beristirahat di rumah.
7. Memakai kelambu saat tidur. Kelambu juga bisa menangkal nyamuk masuk ke dalam area tempat istirahat masyarakat.
Baca Juga: 10 Orang di Kabupaten Malang Meninggal Akibat Demam Berdarah dalam 3 Bulan
Sekretaris Dinkes Kota Malang, dr Umar Usman menjelaskan bahwa nyamuk aedes aegypti tak hanya berkembangbiak di air kotor atau genangan air hujan. Namun juga bisa berkembang biak di air bersih seperti bak kamar mandi, penampungan air dan lainnya.
“Jangan salah, nyamuk ini memang hidupnya di air bersih, di botol atau barang yang bisa menampung air. Itu bisa jadi sarang nyamuk saat musim hujan tiba. Makanya kami harap masyarakat mengubur (barang bekas), menguras kamar mandi, air gentong dan lainnya,” kata Umar.
Umar menjelaskan, peningkatan kasus DBD pada umumnya terjadi saat musim penghujan tiba. Hal ini juga sedang terjadi di Kota Malang yakni musim penghujan dan peningkatan kasus DBD.
“Memang saat musim penghujan, umur nyamuk itu 2 kali lebih panjang. Biasanya, 15 hari nyamuk dewasa itu sudah mati. Sekarang ini sampai 38 hari umurnya. Jadi kesempatan menularkan virus atau menggigit orang lebih banyak,” jelasnya.
Dia juga menyampaikan bahwa UGD sejumlah rumah sakit di Kota Malang saat ini sedang over kapasitas. Kondisi ini menurutnya, seiring dengan peningkatan kasus DBD di Kota Malang.
“Jadi peningkatan kasus DBD saat ini cukup tinggi. Kunjungan rumah sakit baik yang rawat jalan maupun rawat inapnya tinggi,” kata dia.
Untuk itu, pihaknya juga menyarankan masyarakat memahami gejala gejala virus DBD. Yakni demam tinggi, nyeri kepala dan punggung, bintik merah, mimisan hingga badan lemah dan lesu.
“Jangan sampai sudah parah baru dibawa ke layanan kesehatan, jadi kalau bisa lebih dini,” ujarnya.
Berdasarkan data RSSA Malang, kasus DBD selalu meningkat tiap bulannya sejak Januari 2024. Secara rinci, RSSA Malang pada Januari menangani 24 pasien DBD, Februari 42 pasien, Maret 52 pasien. Seluruh pasien ini didominasi kalangan anak anak.
RSSA Malang juga mencatat setidaknya sudah ada 2 anak yang meninggal akibat virus DBD. Dua pasien itu telat mendapatkan penanganan awal.
Baca Juga: Mengenal Obat Angkak, Efektif Mengobati Demam Berdarah?
“Bulan Maret kemarin ada satu, kemudian untuk bulan April baru saja ada satu lagi pasien yang meninggal dunia. Keduanya anak anak,” kata dr Irene Ratridewi, Dokter spesialis anak RSSA Malang.
“Jadi pasien DBD itu ada yang meninggal karena datang dengan kondisi yang memang sudah buruk. Ada juga pasien rujuk yang datang ke RSSA dengan kondisi yang lebih jelek lagi sehingga meninggal di IGD,” imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya juga menyarankan masyarakat jika ada keluarganya yang memiliki gejala DBD untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat.
“Jika anggota keluarga demam tinggi mendadak terus menerus, kemudian hanya turun sebentar dan tidak pernah mencapai suhu normal terutama tiga hari awal, maka segeralah periksa ke fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas uji sampel darah,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko