Tugumalang.id – Angka kemiskinan di Kota Batu, Jawa Timur, tiap tahunnya mengalami penurunan. Termasuk pada 2023 yang menyisakan kemiskinan di angka 3,31 persen. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka 3,31 persen itu kurang lebih sama dengan 7,1 orang.
Pada 2022, angka kemiskinan di Kota Batu terbilang lebih tinggi mencapai 3,79 persen. Sementara pada 2021 mencapai 4,09 persen dan 2020 mencapai 3,89 persen. Dua bilangan terakhir terjadi pada pandemi COVID-19.
Meski angka kemiskinan menurun, di sisi lain, angka pengangguran di Kota Wisata tersebut juga masih terbilang tinggi mencapai 10.400 orang. Menurun jika dibanding pada 2022 yang mencapai angka 11.119 orang.
Baca Juga: Jabatan Kepala Kejari Kota Batu Pindah Tongkat ke Didik Adyotomo
Hanya saja jika dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya, angka kemiskinan maupun pengangguran di Kota Batu mengalami penurunan drastis.
Wakil 1 DPRD Kota Batu, Nurochman, mengatakan bahwa Pemkot Batu seharusnya hadir, salah satunya dalam bentuk program penyerahan bantuan sosial kepada kelompok penerima manfaat.
”Mereka adalah penerima manfaat yang sudah masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Kemensos. Sebaiknya, perlu kita beri perhatian lebih agar kebutuhan ekonomi mereka terus tercukupi,” tegasnya.
Politisi PKB itu menambahkan pihaknya berharap setelah adanya Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) bisa membuat dinas terkait dalam hal ini Dinas Sosial menelurkan program yang nyata dampak kesejahteraannya.
Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Minta Postur Anggaran Utamakan Program Tematik
Nurochman mencontohkan program-program baru tersebut seperti bantuan alat-alat usaha, berdagang hingga program bedah rumah, Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan pangan, dan sejenisnya.
“Itu saya kira sangat membantu masyarakat pra sejahtera dalam menangani beban belanja. Namun misalkan ditambah bantuan berupa rombong, atau alat untuk mencukur, peralatan salon dan lain-lain itu kan lebih nonjok. Sangat efektif untuk menekan angka kemiskinan maupun pengangguran,” ujarnya.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengatakan, angka kemiskinan ini dapat dikendalikan berkat inflasi daerah seiring kondisi perekonomian yang mulai pulih. Ditambah dengan intervensi kebijakan pemerintah dalam mengurangi beban biaya hidup penduduk.
Dampaknya, daya beli masyarakat meningkat dan lapangan pekerjaan semakin terbuka lebar. Situasi ini membuat angka kemiskinan di Kota Batu mulai menurun.
Nantinya, Pemkot Batu akan terus berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi melalui sektor-sektor unggulan seperti sektor UMKM, pariwisata dan pertanian.
“Kami juga melakukan pendampingan, penguatan intervensi kebijakan melalui Pamong OPS, satu SKPD untuk membina, mendampingi desa atau kelurahan dalam penanganan tingkat pengangguran terbuka (TPT) , kemiskinan dan stunting,” terang Aries, Kamis (9/11/2023).
Sementara, untuk angka pengangguran yang juga menurun, jika berdasar data tersebut membuktikan bahwa kinerja Pemkot Batu memulihkan perekonomian daerah pasca pandemi COVID-19 berjalan baik.
Pasca pandemi, tepatnya pada 2023, roda ekonomi mulai bergerak signifikan seiring pariwisata mulai kembali dibuka. Begitu juga, angka pengangguran juga mengalami penurunan signifikan dan berpengaruh terhadap angka kemiskinan.
“Bisa kita lihat, di semua sektor pertanian, UMKM dan pariwisata semua terus berjalan dengan baik, didukung pula dengan kondisi inflasi yang semakin terkendali,” terang Aries.
Aries menerangkan, dampak pandemi COVID-19 pada 2022 membawa perubahan atau perpindahan sektor tenaga kerja besar-besaran. Terutama dari sektor pariwisata. Seiring berlalunya pandemi, tenaga kerja pariwisata ini bisa kembali bekerja.
Diketahui, dalam RAPBD Tahun 2024 yang diajukan Pemkot Batu ke DPRD senilai Rp1,163 triliun rencananya diproyeksikan untuk menghapus angka kemiskinan ekstrem dan pengangguran. Dalam banyak program seperti program Bedah Rumah, insentif lansia, disabilitas dan Kelompok Rentan.
Selain itu juga program BLT, Bursa Kerja, pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi Pencari Kerja hingga pemberian BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja rentan dan warga kurang mampu.
“Untuk penanganan inflasi di Kota Batu ini saya kira sudah tertangani dengan baik. Mulai menjaga stok ketersediaan bahan pokok, percepatan penyaluran bantuan sosial tunai (BST) yang mencapai Rp5,3 miliar. Juga ada operasi pasar murah, dan pangan murah, pemberian peralatan pertanian dan subsidi pupuk, benih dan bibit hewan ternak dan lainnya,” pungkasnya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A