Tugumalang.id – Menggoyangkan kepala ketika hanyut dalam irama musik memang hal yang lumrah manusia lakukan. Namun, tahukah Anda bahwa hewan seperti tikus juga bisa melakukan hal itu?
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti Fakultas Sains dan Teknologi di Universitas Tokyo menemukan bahwa tikus dapat merasakan dan menggoyangkan kepala layaknya sedang menikmati serta mengikuti irama musik.
Salah satu peneliti yaitu Profesor Hirokazu Takahashi menjelaskan mengapa menjadikan tikus sebagai objek penelitian mereka. Dia mengklaim telah mempelajari pendengaran tikus selama bertahun-tahun dan ingin membuktikan fakta daya tarik musik yang kuat terhadap otak dan emosi.
“Musik memberikan daya Tarik yang kuat ke otak dan memiliki efek mendalam pada emosi dan kognisi. Untuk memanfaatkan musik secara efektif, kita perlu mengungkap mekanisme saraf yang mendasari fakta empiris ini. Saya juga seorang spesialis elektrofisiologi, yang berkaitan dengan aktivitas listrik di otak, dan telah mempelajari korteks pendengaran tikus selama bertahun-tahun,” ujar Takahashi dalam konferesi pers yang dirilis EurekAlert! pada Jum’at (11/11/2022).
Di dalam jurnal penelitian berjudul ‘Spontaneus beat synchronization in rats: Neural dynamics and motor entrainment’ itu, peneliti bereksperimen dengan memainkan musik untuk 10 tikus, dilengkapi dengan akselerometer nirkabel untuk mengukur gerakan kepala dan aktivitas saraf mereka. Musik-musik yang dimainkan mulai dari penyanyi legenda hingga musik klasik. Di antaranya ‘Born This Way’ oleh Lady Gaga, ‘Another One Bites the Dust’ oleh Queen, ‘Beat It’ oleh Michael Jackson, ‘Sugar’ oleh Maroon 5, dan musik klasik karya Mozart berjudul ‘Sonata for Two Pianos in D Major.’
Dilansir dari New York Post, untuk menguji kesamaan antara tikus dan manusia, bagian lagu berdurasi satu menit dimainkan dengan empat kecepatan berbeda untuk 10 tikus dan 20 partisipan manusia.
Kemudian, telah ditemukan bahwa baik tikus maupun manusia memiliki sinkronisasi ritme yang sama, yaitu dikisaran 120 hingga 140 BPM per menit. Gerakan kepala tikus dan manusia pun berada di ritme yang sama, dan tingkat sentakan kepala menurun saat musik dipercepat.
Lebih lanjut, para peneliti melakukan percobaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah hewan kecil seperti tikus lebih memilih tempo yang lebih cepat daripada manusia dan korelasi faktor detak jantung dan ukuran tubuh. Namun, penelitian tetap menemukan bahwa tikus lebih suka tempo yang mendekati 120 BPM per menit, mirip dengan manusia.
Di lain sisi, peneliti menjelaskan bahwa pada umumnya hewan dapat dilatih untuk bergerak mengikuti irama, tetapi dalam kasus ini tikus memang memiliki kemampuan “bawaan atau alami” untuk bergerak sesuai irama musik. Tidak seperti hewan lain yang diketahui merespons musik secara reaktif tetapi tidak bisa mengenali irama atau tempo, merespons atau memprediksinya.
Penulis: Nurukhfi Mega Hapsari
editor: jatmiko