Kegiatan tersebut bertajuk Pelatihan Desain Kemasan dan Pemotretan Produk Unggulan KJT. Menghadirkan Mahendra Wibawa SSn MPd dan Zakiy Ramadhan SSn MSn sebagai pemateri.
Koordinator Ketua Kelompok Pengabdian Masyarakat Tim Kajoetangan STIE ABM, Ir Dwi Nita Aryani MM PhD, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari serangkaian Program Pembinaan dan Pendampingan KJT yang sudah digalakkan sejak 2019 lalu.
“Awal mulanya melalui pembinaan ini, kita ingin mengembangkan, mempromosikan, mengenalkan tentang Kampoeng Kajoetangan Heritage ini supaya bisa dikenal seluruh dunia dan punya ciri khas sendiri lewat produk-produk unggulannya,” ujarnya.
Menurut Dwi Nita, pelatihan desain kemasan dan pemotretan produk ini diberikan untuk memantik kreativitas para pelaku UMKM dalam mempromosikan produk.
Pasalnya, wisatawan yang kerap berwisata di kawasan heritage ini, didominasi oleh muda mudi dan kaum milenial. Sehingga, para pelaku UMKM setempat diharapkan dapat mengemas produk dengan kekinian.
Selain itu, pihaknya juga memberikan pelatihan foto produk sehingga menunjang tampilan dan mendongkrak penjualan, khususnya di sosial media.
“Karena kalau di foto merekakan nggak bisa langsung merasakan produk itu, sehingga kita lakukan materi fotografi produk supaya mereka bisa menampilkan produk dalam bentuk foto-foto yang eyecatching dan instagramable. Nggak cuma produknya tapi juga bangunan-bangunan heritage ini,” sambungnya.
Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) STIE ABM ini menambahkan, KJT memiliki desain bangunan yang luar biasa menarik untuk diceritakan pada dunia.
Dengan demikian, diharapkan dapat mendorong wisata heritage ini semakin dikenal hingga ke mancanegara. “Harapannya orang-orang yang datang di Kajoetangan ini bisa merasakan kalau kampung heritage ini punya ciri khas desain rumah dan sejarah yang sudah ada sejak jaman Belanda. Jadi orang-orang dateng tidak hanya sekedar melihat keindahan kampung tapi juga membeli oleh-olehnya yang nanti jadi ikon Kota Malang juga,” inginnya.
Sebelumnya, di tahun pertama pengabdian masyarakat ini berjalan, pihaknya memberikan pelatihan terkait pengelolaan manajemen produk dan membuat spot foto. Kemudian disusul pelatihan membuat produk kue Ontbijtkoek, kue jadul yang dalam bahasa Belanda artinya sarapan pagi.
Ke depan, pelatihan ini masih akan terus berlanjut dengan pelatihan pemasaran produk baik offline maupun online.
Ibu-ibu yang menjadi peserta pelatihan nampak antusias mengikuti serangkaian kegiatan dan menyimak setiap materi yang diberikan. Salah satunya Nurida (51). Warga Kauman ini memberikan apresiasi terkait adanya pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh STIE ABM.
“Ternyata bagus, saya jadi tahu bagaimana teknik untuk foto yang bagus itu bagaimana meskipun kita ibu-ibu kan cuma bisa pakai HP jadi bisa membuat nilai jual produk kita lebih mahal. Apalagi saya kan jualan kue,” pujinya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti