MALANG, Tugumalang – Pemerintah Kota Malang berencana melakukan uji coba skema one way atau jalur satu arah di kawasan Kayutangan Heritage, Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Kota Malang. Kini, sejumlah spanduk penolakan jalur satu arah terbentang di sejumlah tempat di sekitar kawasan Kayutangan Heritage.
Terpantau spanduk spanduk itu terbentang di sudut Simpang 4 Rajabali Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Jalan Semeru hingga Jalan Arjuno, Kota Malang
‘Batalkan Satu Arah…!!! Kami Warga Kayutangan, Kahuripan, Semeru, Arjuno Menolak Uji Coba Sistem Satu Arah’…, tertulis di spanduk yang terpasang di sudut Simpang 4 Rajabali, Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Kota Malang.
Kemudian juga ada spanduk bertukiskan ‘Ojo Diterusno Yo Mas Dishub, Warga Masyarakat Wes Nolak Jalan Satu Arah’. Spanduk itu terbentang di Jalan Semeru, Kota Malang.
Sementara itu, di Jalan Arjuno, Kota Malang juga terbentang spanduk penolakan yang berbunyi ‘Jalan Satu Arah Mematikan Ekonomi, Stop Satu Arah‘.
Diketahui, spanduk spanduk itu merupakan respon atas rencana uji coba sekema jalur satu arah di kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang yang bakal dimulai pada 23 Januari 2023 mendatang.
“Di Jalan Semeru tidak ada skema satu arah saja sudah macet, apalagi jika akan menjadi jalur alternatif atau pengalihan skema satu arah, tentu potensinya akan semakin macet,” kata Irawan, warga Jalan Semeru, Kota Malang, Minggu (15/1/2023).
Menurutnya, potensi kemacetan akan terjadi di Jalan Semeru dan Jalan Arjuno jika skema jalur satu arah diterapkan. Pasalnya, dia menyebut terdapat banyak pertokoan yang ramai pengunjung di Jalan Semeru dan bahkan terdapat sekolahan di Jalan Arjuno.
Dia menyebutkan bahwa telah mengetahui jalan jalan tersebut akan menjadi jalur pengalihan skema jalur satu arah dari sosial media.
Irawan mengatakan bahwa spanduk spanduk penolakan skema jalur satu arah tersebut telah terpasang sejak 2 hari yang lalu. Menurutnya, memang warga setempatlah yang memasang spanduk spanduk itu.
“Warga menolak karena takutnya satu arah justru meningkatkan kecelakaan. Karena satu arah nanti kan kendaraan berkecepatan tinggi. Apalagi jembatan penyeberangan hanya satu dan jauh. Dulu di Betek kan ada penerapan satu arah justru banyak kecelakaan,” bebernya.
Secara pribadi, Irawan berharap penerapan satu arah tetap mengedepankan kepentingan masyarakat setempat. Dia mengaku akan mendukung penerapan jalur satu arah jika kebijakan itu tidak merugikan masyarakat.
“Gak masalah jika saling menguntungkan bagi semua pihak. Sebagi warga, kalau penerapan satu arah bisa tidak macet gak masalah. Karena di sini sering macet, apalagi kalau ada event, pasti macet. Warga sini banyak juru parkir dan pedagang,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko