Tugumalang.id – Malam Senin, 26 September 2023, menjadi malam yang istimewa buat saya dan beberapa teman karena berkesemapatan silaturahmi dengan Prof KH Imam Suprayogo, mantan rektor UIN Malang, bersama putranya Gus Fuad Hasan Wicaksono.
Silaturahmi yang berlangsung di kediaman Prof KH Imam di Tunggulwulung, Kota Malang, itu membahas banyak topik yang membuat saya belajar banyak. Perbincangan mulai pendidikan, pesantren, teknologi hingga politik.
Prof KH Imam mengatakan bahwa pendidikan itu poin utama untuk membangun peradaban dan suatu bangsa. Namun saat di, di Indonesia ada persoalan mendasar dalam pendidikannya.
Baca Juga: Polisi Akan Periksa Panitia Karnaval dan Kepala Desa Kedungrejo
Salah satunya, soal pendidikan karakter yang perlu diperjelas hasilnya. Misalnya, sekolah semakin tinggi jenjangnya sepertinya siswanya semakin nakal. “Coba lihat, anak SD lebih nakal dari anak TK, anak SMP dari nakal dari anak SD, dan anak SMA lebih nakal dari SMP, kok sepertinya semakin nakal,” kata sosok yang sudah makan asam garam di dunia pendidikan itu.
Selain itu, dia juga menyoal problem plagiasai di dunia pendidikan. Di sekolah kata dia, saat ujian para guru sibuk ngawasi murid agar tidak menyontek. Bahkan dulu saat masanya Ujian Nasional (UN), kertas soal sampai dijaga ketat polisi.
Lalu, setelah kuliah lebih parah lagi, malah kopi paste bukan hanya mencontoh. “Bahkan ada beberapa insan akademi di kampus yang kena kasus plagiasi juga, ini agak miris,” katanya.
Namun demikian, pendidikan Indonesia harus terus diperbaiki. Karena itulah, Prof KH Imam mengatakan pihaknya selalu berusaha keras membesarkan kampus di mana dia dipercaya menjadi pemimpin. “Dulu UMM itu kecil, saya coba besarkan. Begitu juga dengan UIN Malang, saya besarkan dan saya tak pernah ambil gaji rektor saya di UIN,” katanya.
Baca Juga: Daftar Pemilih di Kota Batu Didominasi Generasi Y, Akankah Peta Politik Berubah?
Lalu dia menyinggung politik nasional. Kata dia, tidak semua politik itu buruk. Contohnya, PDIP menjadi satu partai yang banyak membantu terwujudnya kampus pascasarjana UIN Malang. Begitu juga dengan Partai Amanat Nasional (PAN), yang menurutnya partai ini orang-orangnya ikhlas.
Karena alasan itulah, ketika putranya Gus Fuad Hasan Wicaksono, diminta jadi caleg RI dapil Malang Raya, dia mengiyakannya. Gus Fuad juga menyatakan kesanggupannya untuk mewakili warga Malang Raya di pusat.
Dia juga telah mempelajari apa yang menjadi persoalan masyarakat Malang Raya utamanya untuk diperjuangkan di Parlemen. Beberapa di antaranya adalah soal kemiskinan, pemerataan pendidikan, akses pada fasilitas kesehatan dan digital.
Satu hal yang dia rencanakan untuk diperjuangkan adalah memberdayakan warga secara digital. “Soal digital ini memang bidang saya, jadi saya sangat antusias untuk melayani rakyat di bidang itu,” kata Gus Fuad.
Tentu itu hanya sebagian persoalan rakyat yang ingin diperjuang Gus Fuad bila dipercaya ke senayan nanti. Prof KH Imam sendiri berharap Gus Fuad bisa memperjuangkan aspirasi dan hak-hak rakyat di tataran legislatif yang selama diabaikan oleh beberapa legislatif lainnya.
Pembicaraan saat itu terasa semakin gayeng semakin malam. Teman-teman yang ikut menyimak tampak antusias. Apalagi ditambah disajikan buah duren oleh Prof KH Imam. Sayangnya waktu terbatas, akhirnya kami pamit pulang dan berharap suatu saat nanti ada kesempatan bertemu lagi.
Penulis: Herlianto. A
Editor: Herlianto. A