MALANG, Tugumalang.id – Sebanyak kurang lebih 3 ribu warga Kabupaten Malang didiagnosis menderita penyakit tuberkulosis (TBC). Namun diperkirakan masih ada sekitar 900 orang penderita TBC yang masih belum terdata.
Agar bisa menjaring semua penderita TBC dan melakukan pencegahan penularan dengan tepat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengeluarkan imbauan agar semua warga yang mengalami gejala TBC untuk melakukan pemeriksaan.
“Semua yang kena gejala TBC, seperti batuk berdahak baik yang disertai darah atau tidak, segera periksa,” ujar Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Chairiyah beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Puskesmas Kedungkandang Luncurkan Layanan Konsultasi Online TBC
Menurutnya, apabila pengidap TBC tidak terdata, maka pihaknya tidak bisa mengetahui apakah pasien tersebut sudah diobati atau belum. Lalu apabila tidak diobati, maka ada kemungkinan ia menularkan TBC ke orang lain.
“Pengobatan ini sebagai upaya pencegahan juga. Kalau diobati, bakteri mati, sehingga tidak menularkan,” kata Chair.
Ia juga menyebut bahwa jumlah orang yang didiagnosis TBC berada di kisaran 5-15 persen dari jumlah suspek. Sehingga, saat ini diperkirakan ada sekitar 29 ribu suspek TBC di Kabupaten Malang.
Agar penularan penyakit TBC tak semakin meluas, Dinkes Kabupaten Malang memiliki program Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Program ini diberikan bagi orang yang tinggal serumah dengan penderita TBC.
Baca Juga: Sharing Komunikasi Dr Aqua Dwipayana untuk Tingkatkan Kualitas Pelayanan RSUD Cilacap
“Orang yang tinggal dengan penderita TBC itu harus dilakukan pemeriksaan apakah dia sakit yang sama. Kalau nggak sakit, maka minum obat pencegahan,” tutur Chair.
Setiap tahun, Chair menyebut ada sekitar 200-300 penderita TBC yang meninggal dunia. Akan tetapi, mereka meninggal bukan murni karena TBC. Bisa jadi karena penyakit lain atau motif lain.
Saat ini Dinkes Kabupaten Malang mengikuti perjalanan kohort dari 3 ribu penderita TBC. “Harapannya 95 persen berhasil diobati,” ujarnya.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A