”Jadikan Tugu Media Group sebagai rumah kepemimpinan,” Salman Subakat, salah seorang mentor melalui WhatsApp.
Karena mentor ini adalah seorang CEO di perusahaan besar, tentu tidak punya banyak waktu menjelaskan seperti apa detailnya. Biasanya, statement beliau memang abstrak. Kitalah yang perlu menafsirkan. Namanya penafsiran, kadang salah, kadang benar. Hehe… Tapi, tampaknya memang sengaja dibuat abstrak, agar kita berpikir.
Rumah kepemimpinan ini sebenarnya sudah kita lakukan melalui Podcast Tugu Inspirasi, yang banyak sekali membahas kepemimpinan dari berbagai sektor serta menghadirkan banyak Local Heroes. Akhir-akhir ini, Tugu Inspirasi jadi media tersendiri yang aktif di Instagram dengan tema utama soal kepemimpinan, dan pembinaan anak muda.
Akun ini seperti akun pemimpinid yang juga binaan dari mentor tersebut. Saya banyak mendapatkan pencerahan soal skill kepemimpinan melalui akun Instagram ini. Dengan semakin banyak media yang mengarusutamakan soal kepemimpinan, kita berharap semakin banyak anak muda yang lihai memimpin, dan menjadi pemimpin inklusif.
Selain itu, lalu kita mulai dari mana rumah kepemimpinan. Kita coba melalui diskusi internal. Sabtu lalu, menjadi sabtu yang membahagiakan. Entah kenapa, setiap diskusi internal di Tugu Media Group selalu menyenangkan dan berjalan dengan egaliter serta antusiasme dari peserta yang luar biasa.
Temanya soal Fonders Mentality. Mentalitas seorang pendiri. Narasumbernya Fajrus Sidiq, Manager Pengembangan Bisnis tugujatim.id. Bayangan kita, perusahaan akan maju, kalau masing-masing dari anggota perusahaan, mempunyai mentalitas pendiri. Jadi, yang mempunyai mentalitas pendiri tidak hanya pendiri, tapi semua karyawan diharapkan mempunyai mental pendiri. Inilah yang disebut Intrapreneur. Yakni, karyawan didorong mempunyai Founders Mentality dan aktif membuat terobosan-terobosan untuk kemajuan perusahaan.
Fajrus membawakan diskusi itu dengan gaya santai dan interaktif. Kebetulan dia alumni Pendidikan Bahasa Arab UM, tampaknya mempunyai jiwa menjadi guru. Tak terasa, diskusi sekitar dua jam berlangsung dengan cukup menyenangkan.
Dalam diskusi itu Fajrus menampung banyak kriteria seorang pemimpin dari peserta diskusi. Ada sekitar 10 kriteria. Diantaranya mengayomi bawahan, monitoring, efektif efisien, tegas, tahu kelebihan serta kelemahan bawahan, dan berimbang antara mendengarkan dan berbicara.
Ada yang menarik statement dari Soejatmiko, redaktur senior di tugumalang.id. Dia menyebut bahwa pemimpin yang baik seperti Herlianto, pemimpin redaksi tugumalang.id yang baru. Ya, di Tugu Media Group akhir-akhir ini Herli menunjukan talentanya, setelah diberi ruang untuk menjadi pemimpin redaksi yang baru.
Lulusan Magister Linguistik Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini mempunyai berpikir analitis yang oke. Semoga terus berkembang, dan tetap rendah hati. Fajrus menambahkan, akhir-akhir ini di Tugu Media Group muncul leader-leader keren yang menunjukan kapasitasnya setelah diberi ruang. Dia menyebut General Manager tugumalang.id Rubianto yang mulai mewarnai, dan Lizya Kristanti, yang banyak lolos beberapa scholarships tingkat nasional.
Dalam diskusi itu, Fajrus juga menyebutkan bahwa karyawan yang mempunyai Founders Mentality setidaknya mempunyai tiga hal. Yakni, Owners mindset yakni mempunyai rasa memiliki ke start up atau organisasinya. Ini ditandai punyai inisiatif tinggi dan berani bertanggung jawab atas apa yang diambilnya.
Selanjutnya adalah frontline Obsession yakni mempunyai semangat untuk melayani yang terbaik bagi pelanggan. Dan yang terakhir Insurgency yakni berani memncoba hal-hal baru dan menantang cara-cara lama.
Saya membayangkan akan hebat sekali jika setiap karyawan di manapun mempunyai Owners Mentality. Juga akan luar biasa juga jika banyak ‘Rumah Kepemimpinan’ di setiap daerah di Indonesia. Akan lahir pemimpin-pemimpin inklusif yang baru. Toh, kepemimpinan hal yang sangat penting, yang juga diajarkan Nabi Muhammad SAW, melalui empat sifatnya yakni Shiddiq (menyampaikan kebenaran), Amanah (dapat dipercaya), tablig (menyampaikan wahyu) dan fatonah (pandai, cerdas, bijaksana).
Jika selama ini kita dengar setiap tempat adalah sekolah, tampaknya kini bisa ditambahkan yakni setiap tempat serta setiap situasi adalah rumah kepemimpinan. Yakni, tempat menggodok para pemimpin untuk menjadi tangguh dan inklusif. Bagaimana menurut Anda?.
Irham Thoriq
CEO Tugu Media Group