MALANG, Tugumalang – Selama dua hari berturut-turut terjadi dua kecelakaan di jalur menuju kafe Bromo Hillside yang sedang viral. Kedua kecelakaan tersebut diduga terjadi karena pengendara tidak menguasai medan yang terjal, sempit, dan berkabut.
Bromo Hillside ini berada di Jalan Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Jalur menuju kafe yang menawarkan pemandangan 360 derajat ini bisa diakses melalui Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Kecelakaan pertama yang terjadi pada Selasa (24/1/2023) melibatkan dua kendaraan yaitu Daihatsu Luxio nopol L 1637 ABQ dengan Toyota Avanza nopol N 1864 SM. Kecelakaan ini terjadi akibat kendaraan Daihatsu Luxio yang dikendarai wisatawan asal Banyuwangi, David Wijaya (50) mengalami rem blong di jalanan menurun.
“Pada kondisi jalanan menurun, kendaraan mengalami rem blong sehingga hilang kendali dan menabran bagian belakang Toyota Avanza yang melaju searah di depannya,” ujar Kanit Laka Satlantas Polres Malang, Iptu Sunarko.

Setelah menabrak Toyota Avanza, kendaraan Daihatsu Luxio tersebut menabrak tiang listrik yang ada di bahu jalan. Kecelakaan ini mengakibatkan David mengalami luka pada dada. Sementara penumpang Daihatsu Luxio lainnya, Lilik Hayati mengalami retak pada tulang tangan kiri dan dirawat di RS Sumber Sentosa, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Kecelakaan kedua pada Rabu (25/1/2023) melibatkan satu kendaraan mobil Pajero yang belum diketahui kronologi kejadian dan identitas pengendaranya. “(Kecelakaan) tidak dilaporkan,” kata Sunarko.
Terjadinya dua kecelakaan ini sangat disayangkan oleh biro perjalanan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Menurut pendiri PT Kangmas Global Travelindo, Muhamad Rizky Ramdan, kecelakaan ini merupakan potret buruk dalam penjaminan kualitas pelayanan dan keamanan wisatawan yang berlibur ke Bromo, khususnya yang ingin mengunjungi kafe Bromo Hillside.
“Harusnya ada aturan tegas dari TNBTS. Untuk mengunjungi Bromo Hillside sebaiknya dipaketkan menjadi satu (dengan kunjungan) ke Bromo,” ujar Rizky.
Tentu, itu berarti wisawatan diwajibkan naik jip yang dikendarai oleh sopir-sopir yang memahami betul medan di sekitar Bromo. “Bagaimanapun, yang mengetahui medan dan perubahan cuaca itu adalah sopir-sopir bromo, bukan wisatawan yang mengikuti google maps dan menggunakan mobil pribadi,” tutur Rizky.
Ia menyayangkan tak adanya regulasi dari TNBTS yang mewajibkan wisatawan naik jip jika berkunjung ke Bromo Hillside. Sehingga, wisatawan nekat menggunakan mobil pribadi meski tak menguasai medan.
“Harusnya pihak TNBTS membuat regulasi seperti itu sebelum kafe beroperasi,” kata Rizky.
Ia pun berharap ke depannya ada regulasi tegas dari TNBTS agar wisatawan tetap aman dan nyaman saat mengunjungi kawasan Bromo, khususnya Bromo Hillside.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko