Kota Batu, Tugumalang.id – Program Bapak Bunda Asuh (BBAS) yang dicanangkan Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai berbuah hasil. Hanya dalam waktu 1,5 tahun, prevalensi angka stunting mulai turun sekitar 2 persen.
Informasi dihimpun per September 2024 lalu, angka prevalensi stunting di Kota Batu berada di angka 10,65 persen, dari sebelumnya pada 2023 lalu di angka 12,16 persen.
Program BBAS sendiri merupakan sebuah upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk melakukan pendamping kepada balita terindikasi stunting. Dengan adanya program BBAS, intervensi dalam penanganan stunting bisa berjalan persisten.
Baca Juga: Angka Stunting di Kota Batu Tersisa 1.441 Anak di 2023
Meski sudah menurun, Pemkot Batu masih terus berupaya menekan prevalensi stunting. Kalau bisa di akhir tahun 2024 nanti angkanya bisa turun hingga 1 digit atau di bawah 10 persen.
Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai mengatakan, dalam mencapai target tersebut, pihaknya akan memasifkan pemantauan berkala pasien dan pendampingan, memastikan penanganan dokter spesialis dan percepatan pelayanan Posyandu. Saat ini, masyarakat memerlukan pendampingan intens.
“Kami berharap penurunan angka stunting di tahun-tahun mendatang bisa lebih signifikan. Jadi kami akan pantau terus terus kondisi masyarakat,” tutur dia.
Pada 2024 ini, Kota Batu menargetkan bisa menurunkan angka stunting ke angka 8 persen. Serangkaian intervensi dilakukan untuk mendorong pemberian gizi optimal khususnya pada balita di Kota Batu dengan melibatkan konsultasi dokter spesialis.
Baca Juga: Wujudkan Indonesia Emas 2045, Dinkes Kota Batu Geber Pemeriksaan Gizi Balita Stunting
“Puskesmas mengetahui proses terintervensi, dicocokkan datanya secara valid. Seperti anak (balita) kembar di Desa Pendem, hasilnya ada tinggi dan berat badan kurang. Tapi tidak serta merta langsung ada bantuan terkait gizi, tapi dibawa dulu ke dokter spesialis,” ungkapnya.
Untuk mewujudkan hal itu, masyarakat bisa bekerja sama untuk aktif dalam Posyandu. Sebab, apabila langkah intervensi stunting tak sesuai, maka kasus stunting di Kota Batu tak akan teratasi secara efektif.
”Contohnya tak boleh sembarangan memberikan gizi ataupun makanan,” ujarnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
editor: jatmiko