TuguMalang.id – Sebagai mahasiswa tak melulu disibukkan dengan berbagai tugas kuliah, seperti yang dilakukan Muhammad Nurcholis Mahendra, mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) angkatan tahun 2018.
Sosok Presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) UB tahun 2022 ini, rupanya memilih terjun sebagai aktivis sejak tahun kedua perkuliahan. Awal mula hanya sebagai staf Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UB (Himap UB) tahun 2019, Mahendra justru diamanahi sebagai Ketua Himap UB pada 2020. Karirnya terus menanjak hingga terpilih sebagai Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP UB Tahun 2021.
Kini, ia tengah disibukkan dengan banyaknya program kerja organisasi yang berjalan sekaligus menjalin hubungan baik dengan berbagai perguruan tinggi.
“Perjalanan hingga sampai saat ini, berlandaskan hanya karena saya pribadi suka menantang diri. Awal mula hanya mencoba dan alhamdulillah terpilih sampai ke tahap yang lebih tinggi yaitu presiden universitas,” ujarnya.

Selain itu, ia juga memiliki prinsip bahwa sebagai mahasiswa harus terus mencoba banyak hal yang belum tentu di dapatkan jika di luar lingkungan perguruan tinggi.
“Tentunya, sebagai insan akademis tujuan utama saya berkuliah adalah untuk mencari ilmu, tapi ada faktor pendukung lainnya yang dimana melalui organisasi kita dapat menambah soft skill maupun hard skill,” jelas pria asal Jakarta ini.
Dengan demikian, ritme kehidupan Mahendra kian berubah. Dari hobi olahraga, saat ini ia cenderung menggemari hal-hal kecil. Seperti ngobrol dengan orang-orang di perkopian.
“Karena saya rasa dengan ngobrol kita bisa mendapatkan ilmu, sharing pengalaman dan juga relasi,” sambung dia.
Meski tidak dipungkiri bahwa menyeimbangkan kuliah dan organisasi tidaklah mudah, namun Mahendra optimis bisa melakukan keduanya dengan sebaik mungkin. Kuncinya, lanjut Mahendra, adalah manajemen waktu. Ia bahkan rutin menyusun jadwal kegiatn yang akan dilakukan baik secara digital maupun konvensional dengan buku catatan.
“Sata gunakan itu sebagai pengingat saya selama hari ini harus ngapain, selama seminggu dan sebulan kedepan. Ini juga upaya saya agar tidak terjadi tabrakan antar kegiatan yang saya rancang baik dari masalah akademis, organisasi, pertemenan dan keluarga,” bebernya.
Lebih jauh, ia berpesan kepada mahasiswa lainnya agar jangan takut untuk melangkah dan mencoba hal baru. Selain mendorong keberanian untuk keluar dari zona nyaman juga menjadi salah satu cara untuk menggapai dunia.
“Organisasi juga merupakan wadah yang dapat memberikan kita capaian kedepan dan jangan terbelenggu dengan narasi bahwa organisasi hanya menghabiskan waktu, karena ini adalah sebuah tabungan yang kita tanam dan akan kita tuai ketika lulus menjalani kewaijban akademis,” tutupnya.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id