MALANG, Tugumalang – Politeknik Negeri Malang (Polinema) melalui Jurusan Teknik Sipil menyelenggarakan Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi “Estimasi Biaya Berbasis BIM 5D (Aplikasi Cubicost)” bagi dosen Pendidikan Tinggi Vokasi pada 7 – 12 November 2022.
Kegiatan ini diikuti 12 peserta yang berasal dari 5 perguruan tinggi vokasi di Indonesia. Seperti, Universitas Sebelas Maret, Politeknik Negeri Bengkalis, Politeknik Negeri Banyuwangi, Politeknik Negeri Balikpapan, dan Politeknik Negeri Medan.
Pembantu Direktur IV Polinema, Ratih Indri Hapsari ST MT PhD menuturkan, kegiatan ini merupakan upaya Polinema untuk turut menyukseskan program Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya (KLSD) dalam mewujudkan kompetensi global para dosen vokasi.
“Melalui setifkasi da uji kompetensi ini diharapkan mampu membantu bapak ibu sekalian (peserta) untuk meningkatkan kompetensinya. Kami dari Polinema juga bisa meningkatkan kapasitas dosen-dosennya sebagai trainer,” ujarnya saat membuka kegiatan di Gedung Teknik Sipil Polinema, Senin (7/11/2022).
Selain itu, diharapkan dapat memperkuat training center yang dimiliki oleh Polinema. Sebab, lanjutnya, Polinema memiliki tuntutan untuk dapat mengoptimalsasi aset sekaligus layanan kepada publik.
“Maka, kami giatkan upaya untuk memberikan layanan berupa training dan sertifikasi kompetensi dosen ini tidak hanya pada dosen, tapi juga mahasiswa, industri, alumni hingga tenaga kependidikan yang di luar Polinema,” sambungnya.
Termasuk, memperluas jejaring dan kerja sama dengan bidang industri khususnya provider training yang dapat menyediakan uji kompetensi. Salah satunya seperti pelaksanaan kegiatan kali ini yang bekerjasama dengan Glodon Authorized Training Center (GATC).
“Nantinya kami juga akan berikan jasa-jasa yang lain. Kami akan coba tawarkan ke rekan-rekan dari kampus lain tak hanya BIM 5D ini, tapi juga untuk tenaga lapangan, nanti ada skema-skema yang kita upayakan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Jurusan Teknik Sipil Polinema, Dr Sumardi ST MT menambahkan, bahwa implementasi BIM di dunia konstruksi harus dibarengi dengan penyiapan SDM yang handal melalui pengembangan tenaga pendidik atau dosen. Sehingga, melalui pelatihan dan sertifikasi ini peserta diharapkan dapat mengajarkan kembali ilmu yang diperoleh kepada mahasiswa di kampusnya masing-masing.
Dikatakan, BIM sendiri menjadi salah satu teknologi digitalisasi di dunia konstruksi yang sedang ramai diperbincangkan. Ada beberapa dimensi pada BIM, salah satunya adalah BIM 5D, yang digunakan untuk estimasi kuantitas dan biaya pada pekerjaan konstruksi. Sedangkan, Cubicost adalah salah satu software yang dimanfaatkan dan diproduksi oleh Glodon.
“Peran dosen pendidikan vokasi yang mendidik mahasiswanya untuk siap terjun ke dunia kerja adalah ujung tombak pendidikan di era teknologi digital. Peran ini membutuhkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak dalam mengembangkan kompetensi dosen serta menjalankan roda pendidikan berbasis teknologi digital,” imbuhnya.
Kaprodi D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi (MRK), Wahiddin ST MT menerangkan dalam digitalisasi konstruksi, BIM saat ini memiliki delapan dimensi. Apabila, BIM 2D merupakan bentuk dari proses konstruksi yang paling awal, maka level 3D terkait permodelan konstruksi.
Kemudian, 4D terkait dengan penjadwalan pengerjaan, 5D estimasi biaya, 6D analisis energi yang digunakan, 7D terkait maintenance dan 8D adalah tentang keselamatan kerja atau K3.
“Di D4 MRK, mahasiswa ditargetkan menguasai hingga level 5D sehingga mereka lulus sudah bisa jadi modeller, juga bisa melakukan penjadwalan berbasis tim sekaligus estimasi pembiayaan. Itu sudah masuk kurikulum kami sejak tahun 2019,” terangnya.
Di sisi lain, salah satu peserta dari Universitas Sebelas Maret bernama Ardia Tiara Rahmi mengaku antusias mengikuti sertifikasi dan pelatihan ini. Selain merupakan kali pertama, bagi Ardia, sapaannya, kesempatan mengikuti pelatihan dan sertifikasi ini juga sudah lama ditunggu.
Sehingga, ia dapat memperkaya keilmuannya kepada mahasiswa sekaligus meningkatkan kredibilitas sebagai tenaga pendidik.
“Sekarang, BIM 5D ini sangat dibutuhkan, termasuk di dunia akademisi. Di tempat kami, tenaga pengajar ini belum cukup untuk memberikan materi kepada mahasiswa sehingga kami dikirim mewakili jurusan (Teknik Sipil) untuk mencapai tujuan itu. Sehingga ketika mengajar, semua yang dibutuhkannya siswa bisa kami layani tanpa perlu mendatangkan dosen dari luar,” tandasnya.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko