MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) pada penghujung tahun 2021 berhasil mendapat bantuan pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa Perguruan Tinggi Swasta dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Rektor Unisma, Prof Dr H Maskuri Msi menyampaikan perolehan hibah ini terdiri dari 3 kluster. Sedangkan Unisma masuk klaster pertama dan mendapat dana sebesar 1,8 miliar. “Unisma masuk klaster pertana dengna mekanisme seleksi yang ketat berdasarkan kinerja penelitian dan pengabdian masyarakat tentang implementasi MBKM di masing-masing kampus swasta, termasuk Indikator Kinerja Utama (IKU),” ujarnya
Hibah ini, lanjut Maskuri, lantas dipergunakan untuk membiayai 7 skema kegiatan. Terdiri dari 3 skema pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian dan 4 skema penelitian kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Salah satunya penelitiannya, yakni berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Desa Wringinanom melalui Usaha Ternak Kambing BoerPE untuk Peningkatkan Kesejahteraan Keluarga”.
Penelitian ini, dilakukan di Dusun Besuki, Desa Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Malang oleh anggota Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang dipimpin oleh Dr Ir Inggit Kentjonowaty MP dengan anggota Dr Ir Eko Noerhayati MT; Dr Zuhkhriyan Zakaria MPD; Dr Slamet Muchsin MSi; Jeni Susyanti SE MM; dan Arief Ardiansyag MPd.
Adapun, Kambing BoerPE sendiri merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Inggit melalui Proposal Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS) di tahun 2017 – 2019.
“Masyarakat Des Wringinanom memiliki kultur sebagai petani dan peternak kambing dan kambing yang selama ini dipelihara kebanyakan kambing kacang, peranakam etawa (PE) dan domba yang kondisinya kurang terawat sehingga dari segi ekonomi harga kambing ini tidak sesuai dengan modal yang keluarkan. Inilah yang kemudian mendorong kami untuk melakukan pemberdayaan masyarakat melalui usaha ternak kambing BoerPE,” imbuh Inggit.
Selanjutnya, pada 15 Desember 2021 lalu, tim ini melakukan kunjungan dan penyuluhan ke Desa Wringinanom terkait kegiatan ini. Berbagai hal terkait kambing BoerPe, masih kata Inggit, disosialisasikan kepada masyarakat desa. Mulai dari asal-usul, keunggulan daging, kemudahan perawatan dan pemeliharaan yang sangat ekonomis. Terlebih, juga dilaksanakan FGD bersama mitra PKM Unisma, perwakilan karang taruna, dan warga masyarakat sekitar lokasi.
“Respon peserta FGD sangat baik dan banyak pertanyaan yang disampaikan untuk mendapat kejelasan. Tidak hanya persoalan pemeliharaan kambing BoerPE tapi juga keberlanjutan program ini hingga sharing bagaimana pemberian pakan pada kambing dan dewasa,” beber dia.
Lebih jauh, tim ini juga melakukan penyerahan dua unit smart kandang kambing, kambing BoerPE yang terdiri dari 6 ekor betina dan 1 ekor pejantan unggul, pakan hingga peralatan ternak sebagai tindak lanjut kegiatan sebelumnya.
Dengan demikian, diharapkan melalui mitra dapat memelihara dengan baik sesuai dengan tatacara pemeliharaan dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga karena pemberian bantuan sifatnya bergulir. “Jika induk sudah melahirkan sebanyak 3 kali kelahiran atau selama dua tahun, maka induk itu akan digulirkan kepada mitra berikutnya. Begitu juga selanjutnya sehingga kesejahteraan Desa Wringinanom semakin meningkat,” tutup Inggit.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Jatmiko