Tugumalang.id – Rektor Universitas Negeri Malang (UM), Prof Hariyono, berpandangan bahwa Indonesia tidak akan eksis tanpa gagasan dan pemikiran Bung Karno atau Soekarnoisme. Hal itu dia ungkapkan dalam acara Sarasehan Nasional Pancasila dan Haul Bung Karno ke-53 yang digelar di Gedung A20 UM pada Selasa (27/6/2023).
Pandangan soal Seokarnoime itu dikutip dari sebuah buku internasional yang ditulis oleh seorang ilmuan sekaligus jurnalis luar negeri pada tahun 1965. Buku itu menjabarkan perkembangan negara negara di Asia termasuk Indonesia.
“Dalam buku yang ditulis tahun 1965 itu intinya Indonesia suatu saat akan ditinggalkan Soekarno. Tapi Indonesia tidak akan eksis tanpa Soekarnoisme,” kata Prof Hariyono.
Baca Juga: Peringati Haul Bung Karno di UM, Ahmad Basarah Ajak Generasi Muda Perkuat Pengetahuan Sejarah Bangsa
Melalui intisari buku itu, Prof Hariyono menarik garis besar bahwa gagasan dan pemikiran Bung Karno mampu beriringan dengan perkembangan zaman. Baik masa lalu, sekarang dan masa mendatang.
“Artinya, Indonesia selalui terkait dengan pikiran pikiran Soekarno. Sehingga ke depanpun termasuk abad 21 ini, tidak mungkin Indonesia bisa eksis, bisa survive apalagi mempengaruhi geopolitik global kalau pikiran pikiran Soekarno tidak diterjemahkan dan direalisasikan,” jelasnya.
Dia menekankan pandangan tersebut karena beberapa waktu lalu di media sosial masih banyak yang memperdebatkan bahkan ada akademisi yang menolak ketetapan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 1954.
Baca Juga: Peringati Haul Bung Karno di UM, Ahmad Basarah Ajak Generasi Muda Perkuat Pengetahuan Sejarah Bangsa
“Ini terjadi bukan karena kesalahannya, tetapi ada distorsi cara pandangnya. Di dunia filsafat, ada buku tentang bagaimana kehidupan manusia sehingga manusia tidak bisa membedakan antara ilusi dengan realitas sesungguhnya,” kata dia.
Prof Hariyono mengatakan bahwa Bung Hatta ketika menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang Hukum pernah menyampaikan bahwa Pancasila dilahirkan pada 1 Juni 1945. Hal ini juga tertuang dalam buku Memoir Bung Hatta dan buku Pancasila Jalan Lurus.
Dia juga menyampaikan bahwa sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) menetapkan agar pidato Bung Karno 1 Juni 1945 yang berisi cikal bakal Pancasila dijadikan acuan dalam menyusun konstitusi.
Baca Juga: Tugu Media Group Bersama UM Gelar Sarasehan Nasional Pancasila dan Haul Bung Karno ke-53
“Ini fakta sejarah, supaya kita bisa mengubah mindset kita bahwa data yang elementer pun bisa mengubah cara pandang masyarakat. Kalau ini bisa kita lakukan maka ada jalan bagi kita untuk melihat sosok Bung Karno dengan Pamcasila secara obyektif,” tuturnya.
Bung Karno dalam pidato pada 30 September 1965 menyatakan bahwa Pancasila adalah peningkatan lebih tinggi dari declaration of independence milik Amerika yang kuat di sisi kebebasan dan lemah di sisi keadilan.
“Demikian pula dalam manifesto komunis, keadilan mendapat porsi luar biasa tapi kebebasan kurang,” bebernya.
Sedangkan dalam nilai nilai Pancasila, memiliki sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pengunci agar etika politik selalu dikembalikan pada nilai nilai ketuhanan. Bahkan di abad 21 ini, nilai nilai Pancasila bisa diterapkan Indonesia untuk meredam perang Rusia-Ukraina.
“Bung Karno menyatakan bahwa penjajahan memang merugikan bangsa. Tetapi kerugian terbesar bukanlah hilangnya aset ekonomi atau gugurnya para pahlawan, tapi hilangnya kedaulatan, karakter bangsa yang mandiri dan percaya diri,” paparnya.
“Sehingga di abad 21 ini, manusia memang dipengaruhi oleh teknologi. Tetapi manusia harus bisa mengendalikan teknologi. Maka Pancasila harus dipahami bukan sekedar toleransi, tapi juga mampu mendorong manusia berjiwa kreatif dan inovatif berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka menuntut ilmu di kampus adalah aktualisasi Pancasila,” tandasnya.
Sebagai informasi, acara bertajuk “Soekarno dan Pancasila di Abad 21” itu menghadirkan sejumlah narasumber mulai Wakil MPR RI Dr Ahmad Basarah, Anggota Bawaslu RI Totok Hariyono, Rektor UM Prof Hariyono hingga Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Dr Muktiono.
Mereka mengulas secara mendalam sosok Soerkarno dan Pancasila dihadapan para mahasiswa dan tamu undangan mulai Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandianan Kartika, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto dan masih banyak lagi.
Acara Sarasehan Pancasila dan Haul Bung Karno ini digelar oleh Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang (Lapasila UM) dan Tugu Media Group (tugumalang.id dan tugujatim.id).
Acara ini disponsori oleh PT Pegadaian Kanwil XII Surabaya, Hotel Grand Mercure Malang Mirama, Perumahan Srimaya dan Climate Change Frontire (CCF).
Baca Juga Tugu Malang di Google News (klik di sini).
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A