Rizky Ramdan*
Fenomena maraknya penipuan investasi bodong berkedok robot trading menyebabkan puluhan triliun dana masyarakat di Indonesia lenyap. Fenomena munculnya robot trading ini didukung keadaan pandemi COVID-19 yang menyebabkan hilangnya mata pencaharian masyarakat Indonesia. Sehingga penawaran investasi bodong berkedok robot trading dengan penawaran profit 15-20% per bulan tanpa adanya risiko, membuat masyarakat awam tertarik menjadi member investasi bodong.
Terbongkarnya investasi bodong berkedok robot trading dengan skema ponzy ini bermula dari kasus entitas perusahaan investasi seperti Mark AI, Sunton Capital, Evo Trade, Viral Blast & Fahrenheit yang melakukan tindakan kriminal dengan membawa kabur uang member yang bergabung dengan modus Margin Call (dana habis) akibat robot trading dinyatakan error. Hingga proses penarikan dana (with draw) tidak dapat dilakukan sampai berbulan bulan.
Hal tersebut membuat masyarakat curiga dan berbondong bondong melakukan upaya hukum dengan melaporkan kejadian tersebut ke Bareskrim Mabes Polri. Sehingga pelaku penipuan investasi bodong berkedok robot trading ini mulai diciduk sebagai tersangka. Total kerugian dana masyarakat hingga puluhan triliun rupiah.
Keberhasilan perusahaan investasi bodong berkedok robot trading dalam menghimpun dana masyarakat hingga triliun rupiah ini tentunya tidak dapat dilakukan tanpa adanya bantuan affiliator atau influencer sebagai marketing, yang mampu merekrut ratusan ribu member masyarakat Indonesia.
Affiliator atau Influencer memiliki peranan yang sangat penting dalam mempromosikan dan mempengaruhi calon member baru untuk bergabung dengan menunjukan hasil dari trading menggunakan robot seperti rumah mewah, sport car hingga uang cash miliaran rupiah yang diunggah melalui berbagai media sosial disertai dengan testimoni yang meyakinkan. Para affiliator atau influencer terbagi menjadi berbagai golongan sebagai berikut :
- Mega Influencer dalam hal ini seperti artis, musisisi dan olahragawan yang memiliki ratusan ribu hingga jutaan followers di berbagai media sosial. Pengaruh mereka terbukti sangat efektif dalam mempromosikan investasi bodong robot trading secara masif dan masyarakat awam menilai informasi yang disebarkan oleh artis, musisi dan olahragawan sebagai informasi yang valid dan dapat dipercaya.
- Macro Influencer adalah seseorang yang memiliki pengaruh yang cukup luas dengan jumlah followers mencapai 30.000 followers ke atas. Macro influencer ini dalam media sosial disebut dengan Selebgram yang cukup terkenal mereka memiliki personal branding yang kuat dan menghasilkan konten konten yang menarik di berbagai media sosial sehingga peranan macro influencer ini terbukti cukup efektif dalam memasarkan investasi bodong.
- Micro Influencer merupakan seseorang yang memiliki followers 5.000 – 30.000 dengan spesifik konten yang dibuat di media sosial. Peranan Micro Influencer dalam hal ini efektif dalam pemasaran menggunakan platform media sosial instagram dengan segmentasi yaitu generasi millenial sehingga korban investasi bodong ini menimpa generasi millenial dengan rentang usia antara 23-35 tahun.
- Nano Influencer juga memiliki peranan yang sangat efektif dalam merekrerut member, dalam hal ini nano influencer adalah circle terdekat dari lingkungan sosial kita seperti sahabat, rekan kerja hingga keluarga terdekat. Promosi yang dilakukan oleh mereka terbukti efektif melalui status unggahan di status Whatsapp, instastory hingga promosi mulut ke mulut menjadi lebih dipercayai oleh orang orang terdekat.
Peranan Affiliator ataupun Influencer dalam kasus investasi bodong robot trading ini sangat berpengaruh signifikan. Mereka dengan sengaja menyebarkan investasi bodong agar mereka juga mendapatkan keuntungan dari program referal berupa komisi ataupun rebate dari setiap member baru yang bergabung.
Affiliator maupun Influencer ini sangat dipercayai oleh masyarakat awam yang belum teredukasi oleh literasi keuangan. Karena mereka memiliki berbagai latar belakang pekerjaan seperti artis, olahragawan, pengusaha, hingga berbagai pekerja pemerintah di berbagai instansi diduga juga menjadi affiliator maupun influencer.
Promosi yang dilakukan affiliator dan influencer ini dinilai sukses dalam mempengaruhi masyarakat. Baik dalam menghimpun dana dengan skema piramida ponzy dengan program member get member, maupun pembentukan opini publik di berbagai media sosial.
Oleh karena itu dalam kasus penipuan investasi bodong berkedok robot trading para affiliator juga harus bertanggung jawab di mata hukum atas kerugian yang menimpa para member yang telah diajak bergabung kedalam investasi bodong.
*Pelaku industri kreatif di Kota Batu
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id