MALANG, Tugumalang.id – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran vital dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, pemberdayaan UMKM hanya pendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berkontribusi dalam pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan promosi inovasi.
Menurut Dyah Arini R, mahasiswi Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang (UM), pemberdayaan UMKM merupakan proses pemberian akses yang lebih besar bagi pelaku usaha kecil terhadap sumber daya, pelatihan, serta dukungan yang diperlukan.
Baca Juga: Perluas Akses Pasar, 2 UMKM Mitra Binaan PJT I Hadir di Karya Nyata Festival
Perempuan yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) itu menambahkan, bahwa segala proses ini bertujuan agar mereka mampu meningkatkan kapasitas dan beradaptasi dengan dinamika pasar.
Peran Strategis Pemberdayaan UMKM
Pertama, UMKM memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja. Menurut data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, UMKM menyerap lebih dari 97 persen tenaga kerja di Indonesia.
“Dengan memberdayakan UMKM, kita tidak hanya membantu mereka tumbuh, tetapi juga mengurangi angka pengangguran,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs ke-8, yaitu menyediakan pekerjaan yang layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kedua, UMKM dapat berperan dalam mengurangi kemiskinan, salah satu tujuan utama SDGs. Dengan meningkatkan pendapatan dan akses pasar, UMKM membantu keluarga-keluarga di masyarakat untuk keluar dari garis kemiskinan.
Baca Juga: Maksimalkan Produk UMKM Kota Batu, Kadin akan Bangun Rumah Kurasi dan Vokasi
Pemberdayaan UMKM melalui pelatihan dan akses ke modal dapat mendorong mereka untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing, yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup.
Ketiga, UMKM juga dapat berkontribusi dalam mencapai tujuan keberlanjutan lingkungan. Dengan mempromosikan praktik bisnis yang ramah lingkungan, seperti penggunaan bahan baku lokal dan proses produksi yang berkelanjutan, UMKM dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
“Ini sejalan dengan SDGs ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Pemberdayaan UMKM dalam konteks ini juga termasuk memberikan pengetahuan tentang teknologi bersih dan efisiensi energi,” sambungnya.
Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait perlu menciptakan kebijakan yang mendukung pemberdayaan UMKM. Kebijakan ini harus mencakup akses ke pendanaan, pelatihan keterampilan, dan dukungan dalam pemasaran produk.
Sebagai contoh, program inkubasi bisnis dan kemitraan antara UMKM dengan perusahaan besar dapat membuka peluang baru bagi pengembangan usaha.
Kesempatan akan mendorong UMKM untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan pasar, sehingga mereka tetap relevan dan kompetitif.
Terakhir, kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat diperlukan untuk memperkuat pemberdayaan UMKM. Inisiatif bersama dapat menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM, termasuk penyediaan informasi pasar, akses teknologi, dan jaringan bisnis.
Dengan mengintegrasikan UMKM dalam rantai pasokan global, kita dapat memperkuat daya saing mereka dan memperluas jangkauan pasar.
Dengan demikian, pemberdayaan UMKM tidak hanya mendukung pencapaian SDGs, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa UMKM mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang dalam konteks global yang semakin kompetitif.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A