Tugumalang – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan populasi dunia akan menyentuh angka 8 miliar jiwa pada tanggal 15 November 2022. Artinya 140 bayi telah lahir setiap hitungan menit di seluruh belahan dunia.
Projeksi ini diungkapkan PBB di sebuah laporan UN’s World Population Prospects 2022 pada 11 Juli lalu. Namun menarik perhatian publik karena diperkirakan akan terjadi dalam 2 hari lagi. Dalam laporan itu juga, India akan menggantikan Cina sebagai negara dengan populasi terbanyak di tahun 2023.
Dilansir dari website resmi United Nations (PBB), nantinya populasi dunia dapat berkembang menjadi 8.5 miliar di tahun 2030 dan 9.7 miliar di tahun 2050. Lebih dari setengah proyeksi populasi global hingga tahun 2050 akan sangat mempengaruhi delapan negara, yaitu; Republik Kongo, Mesir, Ethiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Republik Tanzania. Negara-negara di benua Afrika sub-sahara diperkirakan akan menyumbang lebih dari setengah pertumbuhan kelahiran yang diantisipasi hingga tahun 2050. Populasi dunia akan mencapai puncaknya yaitu 10.8 miliar jiwa kira-kira pada tahun 2080 nanti. Populasi diharapkan hanya sampai di level tersebut sampai tahun 2100.
PBB pun mewanti-wanti bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat ini mengakibatkan penanganan global kemanusiaan lebih sulit. Yakni pengentasan kemiskinan, penanganan kelaparan dan kekurangan gizi, dan meningkatkan cakupan sistem kesehatan dan pendidikan.
Meskipun begitu, sebagian besar negara-negara Afrika sub-sahara, beberapa wilayah di Asia, Amerika Latin, dan Karibia mengalami keuntungan demografis akibat penurunan kesuburan dan peningkatan proporsi penduduk dengan usia aktif sebagai pekerja (25-64 tahun) memberikan peluang percepatan pertumbuhan ekonomi per kapita.
PBB menyarankan negara-negara harus memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya dengan berinvestasi dalam pengembangan SDM, memastikan akses perawatan kesehatan dan pendidikan berkualitas, dan mempromosikan peluang untuk pekerjaan yang produktif dan layak.
Menurut PBB, pencapaian terkait kesehatan, pendidikan, dan kesetaraan gender tersebut akan berkontribusi pada penurunan tingkat kesuburan dan memperlambat pertumbuhan populasi global.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres mengatakan lahirnya manusia kedelapan miliar nanti menjadi kesempatan untuk merayakan keragaman, mengakui sisi kemanusiaan, dan mengagumi kemajuan dalam kesehatan yang telah memperpanjang rentang hidup dan berkurangnya angka kematian ibu dan anak.
“Pada saat yang sama, ini adalah pengingat tanggung jawab kita bersama untuk merawat planet kita dan momen untuk merefleksikan dimana kita masih belum memenuhi komitmen kepada sesama,” pungkas Guterres.
Penulis: Nurukhfi Mega Hapsari
Editor: jatmiko