MALANG, Tugumalang.id – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberlakukan di masa pandemi COVID-19 telah dicabut sejak hampir satu tahun yang lalu. Namun, kunjungan pariwisata di Kabupaten Malang masih belum bergeliat alias tetap lesu.
Di tahun 2019, kunjungan wisata di Kabupaten Malang mencapai angka 8 juta. Namun, di tahun 2023, kunjungan menurun drastis. Per September 2023, kunjungan wisata di Kabupaten Malang hanya berada di angka 1,4 juta.
“Kalau merujuk kepada sebelum pandemi COVID-19, ini masih jauh angka pencapaiannya. Sebelumnya angka tingkat kunjungan 8 juta, tapi pasca pandemi masih 2 jutaan,” tutur Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, Armand Erlangga, saat dihubungi belum lama ini.
Baca Juga: Oknum Pengamen Liar di Bus-Bus Pariwisata Kota Batu Bikin Resah
Meskipun demikian, kunjungan di tahun 2023 ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan pada saat pandemi COVID-19. Di tahun 2020, total kunjungan wisata berada di angka 1,1 juta dan di tahun 2021 berada di angka 1,5 juta. “Waktu pandemi COVID-19 banyak wisata yang tutup, sekarang mulai berkembang,” kata Armand.
Untuk meningkatkan kunjungan wisata, Disparbud Kabupaten Malang pun mengupayakan beberapa hal, seperti program Jelajah Wisata, mengadakan berbagai event, hingga mengadakan lomba video promosi pariwisata.
“Kami tetap berusaha memasifkan kegiatan untuk meningkatkan pariwisata dari berbagai aspek,” ujar Armand.
Menurutnya, ada banyak pihak yang harus terlibat dalam peningkatan kunjungan wisata. Mulai dari penunjang pariwisata seperti fasilitas dan sumber daya manusia kepariwisataan, hingga pengembangan infrastruktur.
Baca Juga: Buka Singhasari Travel Fair, Bupati Malang Dorong Kemajuan Pariwisata dan Kemandirian Desa
Salah satu destinasi wisata di Kabupaten Malang yang belum pulih dari pandemi COVID-19 adalah Pesarean Gunung Kawi yang berada di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari. Kawasan tersebut kini tak seramai beberapa tahun yang lalu.

Kepala Desa Wonosari, Suwito mengatakan bahwa jumlah pengunjung saat ini masih kurang dari 60 persen jika dibandingkan dengan sebelum pandemi COVID-19. Padahal, ada ribuan warga Desa Wonosari yang pekerjaannya bergantung pada destinasi wisata ini, seperti pemilik warung, karyawan hotel, pemandu wisata, dan sebagainya.
“Tamu ke sini memang berkurang. Perbandingan sebelum pandemi COVID-19 dan sekarang, ibaratnya orang jalan itu masih belum bisa melangkah,” ujar Suwito.
Pesarean Gunung Kawi merupakan destinasi yang populer untuk berwisata religi. Suwito pun menyayangkan adanya rumor yang beredar bahwa di tempat tersebut dilakukan praktik pesugihan.
Menurutnya, rumor ini merugikan mereka dan membuat Pesarean Gunung Kawi menjadi sepi karena wisatawan tidak mau disangkutpautkan dengan praktik pesugihan. “Saya kecil di sini dan selama ini tidak ada namanya pesugihan atau tumbal. Memang rumor di luar seperti itu, tapi tidak ada (pesugihan),” tegas Suwito.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A