Tugumalang.id – Kematian akibat COVID-19 meningkat sejalan dengan penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kota Batu. Hal itu juga berdampak pada peningkatan permintaan karangan bunga duka cita.
Peningkatan permintaan karangan bungan duka cita ini juga dirasakan oleh Yoyok Purnomo, pemilik usaha karangan bunga Dendro Florist yang menjajakan usahanya di Jalan Raya Pandanrejo Kota Batu.
“Akhir-akhir ini memang karangan bunga ucapan duka cita yang paling banyak dipesan. Bahkan bisa dikatakan jumlah pesananya meningkat,” ujar Yoyok, pada Kamis (22/7/2021).
Sebelum masa pandemi, kata dia, pesanan terbanyak di Dendro Florist ada 3 jenis karangan bunga., yakni karangan bunga ucapan selamat, pernikahan, dan duka cita.
Namun, pesanan karangan bunga ucapan selamat dan pernikahan sudah tak pernah dia terima sejak adanya pandemi COVID-19. Dimana kegiatan seremonial hingga pernikahan dibatasi dan bahkan ditiadakan.
“Kalau karangan bunga ucapan duka cita masih stabil, dari dulu ada terus. Di masa pandemi ini justru meningkat sekitar 20 persen,” paparnya.
“Sebelumnya kalau dalam waktu seminggu itu, pesanan duka cita yang kami terima ada sekitar 50 karangan bunga. Kalau sekarang naik menjadi sekitar 60 karangan bunga,” imbuhnya.
Yoyok mengaku sering kewalahan melayani pesanan tersebut karena mayoritas pesanan karangan bunga duka cita dipesan secara mendadak dan harus segera selesai.
Untuk itu, dia mengoptimalkan tenaga seluruh karyawannya agar bisa melayani pelanggan dengan baik. Pelayanan terbaik itu juga dia lakukan demi menjaga kepuasan pelanggan sehingga mereka bisa memesan kembali di tempatnya.
Dalam situasi pandemi seperti ini, dia juga mengaku bisa sedikit terbantu dengan harga bunga yang rendah. Harga bunga di petani saat ini mengalami penurunan harga hampir 50 persen. Sehingga dia merasa diringankan dalam kondisi ini.
Meski begitu, Yoyok mengatakan bahwa pandemi COVID-19 tak selalu membawa berkah baginya. Disebutkan, Dendro Florist miliknya itu juga pernah hampir gulung tikar atau bangkrut di awal-awal masa pandemi.
Diceritakan, dia harus rela menjual dua unit mobil pribadinya demi mencukupi biaya operasional usahanya. Di mana terdapat 21 karyawan yang bekerja di usaha karangan bunga miliknya tersebut.
“Saya tidak pernah memberhentikan karyawan. Bahkan dulu dua mobil saya sempat saya jual untuk menutup kebutuhan usaha dan gaji karyawan,” ungkapnya.
Selain itu, dia juga menjalankan strategi bertahan hidup demi bisa mempertahankan usahanya. Salah satunya dengan melebarkan sayap dibidang usaha konstruksi.
Hal ini dilakukan demi menjaga asa karyawannya jika sewaktu-waktu ada permasalahan keuangan di usaha karangan bunganya. Sehingga komitmennya untuk tidak melakukan PHK tetap terjaga.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti