Tugumalang.id – Nilai dana Belanja Tidak Terduga (BTT) Pemkot Batu diproyeksikan turun pada 2023 mendatang. Dari semula senilai Rp 15 miliar nanti menjadi Rp 10,6 miliar. Diturunkannya nilai anggaran ini mengingat pandemi COVID-19 dan PMK sudah mereda.
Bahkan sudah ada kesepakatan antara eksekutif dan legislatif soal penurunan nilai BBT ini. Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, menuturkan bahwa diturunkannya nilai BTT bukan tanpa alasan.
“Ini seiring dengan penanganan pandemi dan wabah PMK yang udah mulai bisa dikendalikan. Sehingga timgar dan banggar menilai diturunkan,” terang Punjul, Kamis (24/11/2022).
Anggaran BTT ini memang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan penanganan darurat pasca bencana. Namun untuk bencana sejauh ini masih memakai dana pribadi dari OPD BPBD Kota Batu.
Diketahui, pada 2022 ini, anggaran BPBD Kota Batu untuk penanganan darurat dan pasca bencana sudah habis setelah ikut menangani wabah PMK. Pada perubahan anggaran, ditambahkan sekitar Rp 500 juta untuk BPBD Kota Batu.
Pada prinsipnya, sambung Punjul, kalau masih kurang memang masih bisa diambilkan dari Belanja Tidak Terduga (BTT) sekitar Rp 15 miliar. Tapi setidaknya melihat permasalahan belakangan pihak BPBD bisa mendapatkan tambahan anggaran agar bisa kebencanaan secara maksimal.
“Kalau rekomendasi dari pusat, setidaknya anggaran untuk BPBD diambilkan 2 persen dari APBD. Untuk Kota Batu sendiri APBD mencapai Rp 1 triliun. Artinya 2 persen dari APBD tersebut sekitar Rp 20 miliar karena APBD Batu sekitar Rp 1 triliun,” ujarnya.
Punjul mengakui jika anggaran BTT bisa saja ditambah dalam P-APBD 2023 jika memang sangat dibutuhkan. Meski begitu, Pemkot Batu berharap hal itu tidak terjadi.
Namun, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim, berpendapat bahwa anggaran di BPBD Kota Batu dalam sisa akhir tahun nanti diperkirakan akan habis. Apalagi selama kurun 6 bulan ke depan ini masih diperkirakan banyak terjadi bencana.
“Tingginya mobilitas BPBD Kota Batu dalam menangani kebencanaan di Kota Batu tidak seimbang dengan penggelontoran plot APBD setiap tahunnya. Contohnya saja anggaran kebencanaan yang diberikan selalu habis lebih cepat sebelum tutup tahun,” ujar Rochim.
Ia menjelaskan BPBD Kota Batu mendapatkan total anggaran rata-rata Rp 7 miliar dalam tiga tahun terakhir. Dari jumlah itu, anggaran penanganan darurat dan pasca bencana senilai Rp 2 miliar sudah habis pada Juni lalu.
“Memang saat terjadi pandemi COVID-19 tahun 2020 kami mendapat anggaran lebih besar sejumlah Rp 9 miliar. Dengan plot penanganan darurat dan pasca bencana sebesar Rp 3 miliar,” bebernya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A