Tugumalang.id
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
Tugumalang.id
No Result
View All Result
Home Internasional

NASA Bentuk Tim Peneliti Fenomena Udara Tak Dikenal untuk Analisa Penampakan UFO

Redaksi by Redaksi
5 bulan Lalu
in Internasional
Reading Time: 3 mins read
A A
Ilustrasi pesawat udara tak dikenal atau biasa disingkat dengan UFO yang akan diteliti oleh tim studi independen NASA.

Ilustrasi pesawat udara tak dikenal atau biasa disingkat dengan UFO yang akan diteliti oleh tim studi independen NASA. Foto/Pinterest

Share WhatsappShare FacebookShare Twitter

Tugumalang.id – NASA baru-baru ini membentuk sebuah tim beranggotakan 16 orang untuk memulai penelitian fenomena Unexplained Aerial Phenomena (UAP), fenomena udara yang tidak dapat diidentifikasi sebagai fenomena pesawat terbang atau fenomena alam yang diketahui.

Telah berjalan mulai Senin (24/10/2022), para peneliti akan bekerja sama selama 9 bulan ke depan untuk menganalisis data penampakan objek aneh yang berperilaku tidak dikenal di udara, atau yang biasa dikenal UFO (Unidentified Flying Object).

Laporan lengkap dari penelitian ini sendiri akan diungkap ke publik pada pertengahan tahun 2023, selebihnya semua akan dirahasiakan.

NASA melaporkan tim studi independen ini akan meletakkan dasar untuk studi masa depan tentang sifat UAP untuk NASA dan organisasi lainnya. Untuk meneliti, tim akan berfokus pada data-data mengenai UAP yang belum terklasifikasi.

Mereka kemudian akan mengidentifikasi bagaimana data yang telah dikumpulkan oleh pemerintah sipil, data komersial, dan data dari sumber lain yang berpotensi dapat dianalisis untuk menjelaskan UAP.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah demi keamanan nasional dan keselamatan udara, yang mana fenomena udara tak dikenal ini menarik karena sejalan dengan salah satu tujuan NASA untuk memastikan keselamatan pesawat.

Tanpa adanya penelitian mengenai kumpulan data yang luas, hampir tidak mungkin untuk dunia memverifikasi atau menjelaskan pengamatan tentang UAP. Sehingga, fokus dari penelitian ini adalah untuk memberitahu NASA data apa yang mungkin dapat dikumpulkan di masa depan untuk membedakan sifat UAP secara ilmiah.

Dilansir dari Inverse, Daniel Evans, asisten wakil administrasi asosiasi untuk penelitian di Direktorat Misi Sains NASA, bertanggung jawa untuk mengatur penelitian ini. NASA telah merilis nama dan keahlian 16 anggota tim untuk penelitian UAP:

1.  David Spergel

Seorang ahli astrofisika yang akan memimpin tim peneliti. Dia adalah presiden Yayasan Simons di New York, mantan Ketua Departemen Astrofisika di Universitas Princeton di New Jersey, dan direktur pendiri dari Institut Flatiron untuk Astrofisika Komputasi.

2. Anamaria Berea

Seorang ahli astrobiologi yang juga afiliasi penelitian dengan Institut SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) di Mountain View, California.

3. Shelley Wright

Seorang peneliti SETI, astrofisikawan, dan spesialis dalam membangun instrumen teleskop. Dia juga seorang profesor di University of California, San Diego.

4. Scott Kelly

Seorang mantan astronot yang juga seorang ahli pesawat terbang dan penjelajah luar angkasa yang berpengalaman.

5. Walter Scott

Seorang pemimpin teknologi satelit. Dia adalah wakil presiden eksekutif dan Chief Technology Officer (CTO) dari Maxar, sebuah perusahaan berbasis Colorado yang telah memantau perubahan permukaan bumi dari luar angkasa.

6. Federica Bianco

Seorang ahli astrofisika, ilmuwan data, sekaligus petinju yang berfokus pada penggunaan ilmu data untuk mempelajari alam semesta. Dia adalah peneliti utama Federica Astrostatistics Lab (FASTLab) yang mengoordinasikan lebih dari 1.500 ilmuwan untuk Kolaborasi Sains Teleskop Survei Sinoptik Besar 2023 untuk menemukan galaksi dan bintang baru di langit selatan.

7. David Grinspoon

Seorang ahli astrofisika, penasihat program eksplorasi ruang angkasa NASA, ilmuwan senior di Planetary Science Institute di Arizona, dan telah mengeksplorasi evolusi iklim dan potensi kelayakhunian di planet ekstrasurya.

8. Paula Bontempi

Seorang ahli kelautan yang telah meneliti lingkungan laut selama lebih dari 25 tahun.

9. Reggie Brothers

Seorang pemimpin industri teknologi dan pemerintahan. Dia adalah mantan wakil menteri untuk Sains dan Teknologi di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dan Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk Penelitian di Departemen Pertahanan.

10. Jen Buss

Seorang analis tren teknologi, CEO Institut Studi Kebijakan Potomac di Virginia, dan mantan pegawai NASA.

11. Mike Gold

Seorang pemimpin Artemis Accords, wakil presiden eksekutif Civil Space and External Affaris, yang juga memimpin negosiasi dan adopsi perjanjian internasional Lunar Gateaway.

12. Nadia Drake

Seorang jurnalis sains yang berspesialisasi dalam berita astronomi. Dia adalah penulis kontributor tetap National Geographic dan telah memenangkan beberapa penghargaan jurnalisme.

13. Matt Mountain

Seorang ilmuwan teleskop yang bekerja dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA, presiden Asosiasi Universitas untuk Penelitian dan Astronomi (AURA), dan telah membantu NASA serta National Science Foundation membangun dan mengoperasikan observatorium seperti Teleskop Luar Angkasa Hubble.

14. Karlin Toner

Seorang pakar aeronautika, pejabat direktur eksekutif Kantor Kebijakan dan Rencana Penerbangan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat, dan pernah mengelola ancaman terhadap penerbangan sipil.

15. Warren Randolph

Seorang mantan aerodinamis untuk Penjaga Pantai dan Angkatan Udara Amerika Serikat juga wakil direktur eksekutif Departemen Investigasi dan Pencegahan Kecelakaan FAA.

16. Joshua Semeter

Seorang peneliti ionosfer, direktur Pusat Fisika Luar Angkasa di Universitas Boston. Semeter mempelajari bagaimana atmosfer atas Bumi berinteraksi dengan lingkungan luar angkasa, dan ia mengembangkan sensor dan eksperimen yang dapat mengukur batas langit ini.

Penulis: Nurukhfi Mega Hapsari

Editor: Herlianto. A

Tags: Fenomena UdaraNASAUFO
Previous Post

Unai Emery Resmi Gantikan Steven Gerrard di Aston Villa

Next Post

Tuntut Keadilan, Ribuan Aremania Bawa Keranda Simbol 135 Korban Tragedi Kanjuruhan

Next Post
Ribuan warga dan suporter Arema FC (Aremania) melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (27/10/2022). Selain menuntut penuntasan kasus Tragedi Kanjuruhan yang transparan dan adil, mereka juga meminta pihak terkait pertandingan Arema FC lawan Persebaya turut bertanggung jawab dalam tragedi yang menewaskan 135 orang tersebut.

Tuntut Keadilan, Ribuan Aremania Bawa Keranda Simbol 135 Korban Tragedi Kanjuruhan

BERITA POPULER

  • Terlapor yakni owner Barrat Entreprise Diah Ayu Satiarini (baju kuning) dan suaminya Agung Barrat saat hadir di kantor Polresta Malang Kota, Jumat (17/3/2023). Foto/M Sholeh

    EO Barrat Entreprise Dilaporkan ke Polisi Atas Dugaan Penipuan dan Penggelapan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Total Pelanggaran yang Terekam Kamera e-TLE di Kota Batu Tembus 57.945 Pelanggaran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pantai Balekambang Malang Masih Sepi, Pengunjung Keluhkan Jalan Rusak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman di Median Jalan Depan Pasar Induk Among Tani Kota Batu Dibongkar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 20 Merek Pakaian Thrifting Paling Diburu Pembeli

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Tugumalang.id

© 2022 Tugu Malang ID - Powered by Tugu Media Group

Navigate Site

  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Form Pengaduan
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan

© 2022 Tugu Malang ID - Powered by Tugu Media Group