MALANG – Baru-baru ini, sejumlah ahli melaporkan ada mutasi baru virus corona. Kali pertama tercatat ada di Inggris dan diklaim telah menyebar di beberapa negara lain seperti Kanada, Yordania, hingga Jepang. Parahnya, dikatakan tingkat penularan mutasi baru ini 70 persen lebih cepat dari genetik awal. Hingga saat ini, sejumlah negara di Eropa memblokade pergerakan orang di wilayahnya.
Menyikapi hal ini, Wali Kota Malang, Sutiaji, turut mengaktifkan red alert (peringatan waspada) di wilayahnya. Dia mengimbau warga Kota Malang untuk terus waspada karena pandemi belum selesai.
Kata Sutiaji, pihak Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) juga sudah berkoordinasi langsung dengan Presiden Jokowi terkait langkah antisipasi yang akan dijalankan. Hal ini perlu dilakukan sebelum mutasi virus baru ini kadung masuk di kota-kota besar.
”Sudah koordinasi. Saya minta ketuanya untuk koordinasi dengan Pak Presiden. Karena ditengarai bisa jadi sudah masuk di kota-kota besar. Jenis virus seperti apa? Mutasinya bagaimana? Itu yang harus ada kepastian,” ujarnya, pada Senin (28/12/2020).
Sebagai antisipasi dini untuk melakukan blokade kota atau pembatasan akses masuk warga luar kota misalnya, masih belum bisa dijalankan. Kata dia, harus ada koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur terlebih dulu.
Saat ini, yang bisa dilakukan adalah sebatas skrining wisatawan melalui kewajiban menyertakan surat hasil rapid test (negatif). ”Mudah-mudahan dari situ masih bisa terukur. Bisa meminimalisir persebaran virus. Kalau untuk kebijakan khusus (mutasi virus) masih kita tunggu koordinasi dengan Pemprov,” katanya.
Mengingat informasi yang didapat, mutasi jenis baru ini sulit terkendali. ”Saya harap kita kembali meningkatkan kewaspadaan. Kuatkan kembali kampung-kampung tangguh dan terus melakukan mitigasi,” imbaunya.
Selain itu, pencegahan dari hal kecil juga wajib kembali diterapkan seperti disiplin 3M (Mencuci Tangan, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak).
Untuk aparat, kata dia, juga lebih sering lagi menggalakkan Operasi Yustisi, baik dalam ranah penegakan juga edukasi. ”Kami coba terus ingatkan hal itu. Disiplin adalah kunci. Mudah-mudahan semakin hari kesadaran itu semakin kuat,” harapnya.