Tugumalang.id – Pandemi COVID-19 membuat ekonomi nasional terpuruk. Maka dari itu, Kepala Staf Kepresidenan RI, Moeldoko ikut mendorong upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN) di sejumlah daerah. Kali ini, dia mengunjungi Kota Malang, pada Jumat (12/11/2021).
Dalam mendorong upaya itu, Moeldoko mengajak para pegiat media di Malang Raya untuk berdiskusi bersama mengkaji skema pemulihan ekonomi nasional.
Bertempat di Taman Indie Araya Kota Malang, diskusi berlangsung gayeng membahas banyak hal seperti penggarapan sektor ekonomi pariwisata.
Moeldoko dalam pertemuan tersebut mendengar dengan seksama masukan dari para pegiat media. Seperti datang dari perwakilan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur, Zulham Mubarak yang ingin agar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari, Kabupaten Malang, terus dikembangkan.
”Perlu ada atensi khusus dari pemerintah untuk merawat KEK ini karena kawasan ini dapat menunjang perekonomian masyarakat Malang Raya dan sekitarnya,” kata dia.
Sementara, Edy Cahyono dari TV One mengutarakan terkait perkembangan pariwisata saat ini yang mulai mengarah ke tren pariwisata berbasis desa.
“Contohnya sudah banyak di Kabupaten Malang soal konsep pengembangan wisata desa. Saya kira ini perlu ditangkap oleh pemerintah sebagai peluang bagus untuk menunjang perekonomian,” ucapnya.
Lain hal, Edy juga memaparkan terkait stabilitas harga sejumlah komoditi pertanian yang mengalami kemerosotan karena dalam hal ini pasar memberikan apresiasi rendah kepada hasil tani para petani desa. Akibatnya, petani melakukan protes dengan berbagai cara seperti menjual murah hasil bumi bahkan membuangnya ke sungai sebagai bentuk protes akibat rendahnya harga pasar. ”Ini saya kira juga harus jadi atensi pemerintah,” kata dia.
Perkembangan pariwisata di Malang Raya juga disampaikan oleh Wahyu dari Metro TV. Wahyu menceritakan saat dia bertemu dengan salah seorang pengusaha UMKM di Malang yang kesulitan mengekspor bumbu pecelnya.
Padahal, kata Wahyu, pengusaha tersebut menerima banyak permintaan dari negara-negara maju. Salah satunya Amerika.
“Di lapangan, dia kesulitan diizinnya. Malah ada sosok orang ketiga yang menawarkan untuk menjembatani masalahnya. Nah, seharusnya pemerintah yang hadir, bukan orang ketiga,” tegas dia.
Mendengar masukan-masukan tersebut, Moeldoko berjanji akan menyampaikan isu-isu strategis ini kepada Presiden dan Kementerian terkait.
“Saya membuka diri seluas-luasnya jika ada permasalahan atau isu apa saja yang harus ditanggapi secara cepat oleh pemerintah pusat. Sampaikan bisa langsung ke saya,” ujarnya.
Selain itu, Moeldoko juga berjanji akan mendukung perusahaan media untuk dapat terlibat langsung dalam upaya PEN. Hal ini mengingat selama masa pandemi COVID-19, perusahaan media juga ikut kelimpungan.
Seperti dikatakan Ketua AMSI Pusat, Yatimul Ainun, bahwa media mainstream yang terdaftar di Dewan Pers tidak mendapat dukungan penuh oleh pemerintah terutama dalam program percepatan pemulihan ekonomi. ”Masalah ini hampir dialami oleh semua media,” kata dia.
Hal lain, pemerintah juga perlu memperhitungkan bagaimana kontribusi Google dalam perusahaan publikasi di media. Ainun menyatakan bahwa ternyata Google sama sekali tidak memberikan apresiasi terhadap perusahaan media selama ini. Namun, Google tetap mencomot berita dan konten-konten jurnalistik dari media mainstream tanpa mengindahkan asas hak cipta.
Saat diberikan sejumlah bukti terkait kondisi ini, Moeldoko merasa terkejut. ”Iya, saya kira memang dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional ini untuk temen-temen media emang gak muncul. Ini masukan saya terima,,” ujar Moeldoko.
Meski begitu, Moeldoko menyebutkan jika dampak pandemi COVID-19 tidak hanya dialami oleh hanya sektor media saja. Namun hampir semua sektor mengalami hal yang sama.
Meski begitu, terkait apresiasi dan sikap Google yang telah dijumpai tadi, Moeldoko meminta persoalan ini akan diteruskan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
“Persoalan ini harus ditangkap oleh kementerian bagaimana mengusung mitigasi risiko. Perlunya disusun bersama regulasi dan memberi kekuatan kepada media,” tegasnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti