Malang, Tugumalang.id – Fairouz Huda alias Kak Fai menggagas berbagai program strategis seperti Wisata UMKM hingga Marketing Angkot jelang Pilkada Kota Malang 2024. Pengamat Universitas Brawijaya (UB) memandang bahwa gagasan tokoh muda perlu diwadahi.
Diketahui, Kak Fai sebagai tokoh muda yang bertekat maju di Pilkada Kota Malang telah menggaungkan gagasan Wisata UMKM berbasis komunitas muda hingga Marketing Angkot di Kota Malang. Mendongkrak perekonomian masyarakat menjadi fokus dalam tujuan gagasan tersebut.
Pengamat Politik UB, Dr Moh Muzakki M.Si memandang bahwa munculnya tokoh tokoh muda di dunia politik menjadi jawaban atas kesenjangan partisipasi demokrasi antara tokoh senior dan muda. Sebab sejauh ini menurutnya, pemeran demokrasi di Indonesia didominasi oleh politikus senior.
Baca juga: Akademisi Unmer: Program Kak Fai, Mantan Ajudan KH Hasyim Muzadi Dinilai Mumpuni
“Secara historis, politik masih didominasi dengan kepentingan orang tua. Belum tampak nuansa yang mewadahi anak anak muda,” tuturnya.
Untuk itu, keberadaan tokoh tokoh muda di dalam bursa Pilkada Kota Malang menjadi nuansa segar dalam menatap harapan Kota Malang ke depan yang lebih baik. Terutama soal adanya peluang yang lebih besar terkait terwadahinya aspirasi dan kebutuhan pemuda di Kota Malang.
“Dengan adanya harapan politik yang mewakili anak muda, Malang bisa menjadi lebih aspiratif,” ujar akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB itu.
Dia juga menilai bahwa kedepan Kota Malang memang harus mengedepankan pembangunan yang progresif, aspiratif dan partisipatif. Artinya, pemerintah perlu mewadahi kepentingan kaum muda dalam membangun Kota Malang.
“Jadi dimungkinkan, bagi calon calon yang mewakili kepentingan politik kaum milenial akan mendapatkan tempat untuk menjawab bahwa pembangunan adalah tanggungjawab bersama, bukan hanya pemerintah,” jelasnya.
Baca Juga: Sejumlah Sopir Angkot Kota Malang Berikan Dukungan untuk Kak Fai Jadi N2
Di dalam pengembangan ekonomi kreatif, dia menekankan harus benar benar menjadi pemantik pertumbuhan ekonomi. Kemudian gagasan pengembangan ekonomi kreatif Kak Fai yang juga mengajak keterlibatan santri akan menjadi ciri khas dalam arah pembangunan Kota Malang jika benar benar terealisasi.
Lebih jauh, dia memandang bahwa pertumbuhan pembangunan Kota Malang masih tersentralisasi di 1 kecamatan yakni Klojen. Padahal menurutnya 4 kecamatan lain di Kota Malang juga memiliki potensi yang besar.
“Jadi siapapun nanti pemimpinnya, perlu memperhatikan potensi potensi di setiap kecamatan dan kelurahan. Sehingga partisipasi masyarakat yang inovatif dan progresif dalam membangun kota bisa menjadikan identitas Kota Malang ke depan,” paparnya.
“Kedepan kerja kerja inovatif anak muda di berbagai sudut kota harus diwadahi. Ini perlu diwadahi, kalau perlu dilembagakan. Misalnya lembaga inovasi kreatif berbasis kearifan lokal dan sebagainya,” sambungnya.
Muzakki mengatakan bahwa hal yang patut dinanti dalam Pilkada Kota Malang 2024 bukanlah siapa yang akan mencalonkan diri. Namun seberapa besar kepentingan masyarakat diaspirasikan dan tentunya direalisasikan.
“Kalau aspirasi masyarakat berbeda atau tidak linier dengan calon yang diusung partai, itu menjadi tidak menarik bagi saya. Jadi yang menarik ya seberapa besar agregasi kepentingan masyarakat yang dibawa para calon nanti,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko