Tugumalang.id – Dunia pendidikan punya tanggung jawab baru setelah didera pandemi COVID-19 berkepanjangan selama dua tahun kemarin. Pandemi membuat proses belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh yang mana berdampak pada karakter siswa.
Kini, seiring penurunan kasus aktif COVID-19, Kemendikbudristek telah menginstruksikan sekolah kembali menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Selain itu, wali murid tetap diberikan pilihan untuk mengizinkan anaknya ikut PTM atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) saja.
Kebijakan PTM ini mendapat sambutan positif dari Pakar Pendidikan Universitas Brawijaya, Aulia Luqman Aziz. Pasalnya, sekolah tatap muka mengembalikan lagi ruh pendidikan yang dicetuskan Bapak Pendidikan Bangsa, Ki Hajar Dewantoro, yakni Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Menurut Dosen Ilmu Administrasi ini, prinsip itu hanya bisa diwujudkan lewat interaksi tatap muka langsung antara guru dan murid. ”Bagi saya, sekolah tatap muka ini menjadi tanda kembalinya ruh asal pendidikan,” kata pria yang akrab disapa Luqman ini.
Meski memang teknologi mampu menjawab masalah ini, namun menurut Luqman, tetap tidak akan pernah bisa menggantikan ruh pendidikan yaitu interaksi guru dan murid yang punya dampak besar karena ini bukan soalan transfer ilmu semata.
”Ada hal lain yang tidak akan didapat melalui metode daring. Misalnya pendidikan karakter seperti cara berbicara dan bersikap, sopan santun, adab belajar, kedisiplinan, dan keteladanan lainnya yang hanya bisa didapat dari interaksi,” paparnya.
Luqman menganalogikan hal ini seperti perguruan silat. Di mana seorang murid tidak hanya belajar soal jurus-jurus silat saja, tapi juga belajar sikap. Sikap ini, jelas Luqman, akan membuat murid dalam perjalanannya tidak keblinger dan disalahgunakan untuk melakukan kejahatan.
Sebab itulah, seorang murid harus berinteraksi, mengenal lebih dalam, mengamati, dan meneladani sikap gurunya. Dalam tahap inilah kemudian seseorang bisa disebut sebagai pendekar sejati.
Adanya interaksi guru dan murid ini, kata Luqman, juga bermanfaat bagi guru untuk mengarahkan peserta didik untuk dapat mengembangkan bakat dan minat mereka. Terutama bagi peserta didik di desa yang tidak dijangkau akses internet memadai.
Pendidik, sambung dia, hari ini sudah harus berubah. Dari yang awalnya menjadi guru atau bersifat teacher centered learning, dibalik menjadi student centered learning. Artinya, pusat pembelajaran ada pada siswa. Sementara fungsi guru sudah berganti peran menjadi fasilitator.
”Peranan fasilitator inilah yang cocok dengan prinsip pendidikan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani,” papar pria asli Malang ini.
Dalam dunia pendidikan berkurikulum Merdeka Belajar saat ini, peran itu dinamakan metode inquiry di mana guru memberi dorongan berupa permasalahan, kemudian murid mencari jawaban, dan menyampaikan hasil eksplorasinya kepada guru dalam bentuk tugas, project, portofolio, makalah, atau esai.
Luqman menjelaskan, metode ini sudah dilakukan di UB Malang dengan nama Problem Based Learning (PBL), di mana dosen memberi permasalahan yang riil, relate dengan kehidupan sehari-hari.
Metodr kedua, di UB Malang juga mempraktekkan Case Based Method. Di mana mahasiswa diberikan kasus untuk kemudian harus melaksanakan project, diskusi, dan membuat laporan pengerjaan kasus tersebut.
“Guru harus mulai mengubah mindset. Tidak lagi menjadi sumber ilmu utama tapi seorang fasilitator. Dengan metode tersebut, murid otomatis juga akan mengubah mindset menjadi seorang pencari ilmu yang aktif, tidak lagi pasif,” kata editor bahasa dan konsultan jurnal ini.
Sebab itu, kebijakan Mendikbudristek terkait sekolah tatap muka ini, menjadi kabar baik dunia pendidikan. Kabar baik ini juga ditanggapi positif oleh Rektor UB, Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS. Namun, pihaknya sendiri masih akan memulai pembelajaran luring pada semester depan.
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 2 Mei ini, Nuhfil berharap UB bisa terus berkiprah dalam memajukan dan mencerdaskan anak bangsa dengan memberikan pendidikan yang lebih berkualitas.
“Selain itu diharapkan UB mampu menghadirkan inovasi yang bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat dan untuk kemajuan bangsa,” pungkasnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id