MALANG, Tugumalang.id – Komitmen Universitas Islam Malang (Unisma) menjadi perguruan tinggi berdaya saing global bukan main.
Unisma baru saja meraih medali emas atau gold winner kategori penelitian, sub kategori institusi klaster utama dalam Anugerah Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat. Medali itu diraih usai tercatat sebagai peraih skor penelitian tertinggi periode 2020-2022.
Penghargaan itu diberikan Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek kepada Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MS dalam Malam Anugerah Diktiristek yang berlangsung di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta, pada Rabu (13/12/2023) lalu.
Baca Juga: Fakultas Hukum Unisma Beri Pendidikan Politik Jelang Pemilu 2024, Bahas Politik Uang dan Korupsi
Prof Dr H Maskuri MSi menjelaskan, bahwa Unisma memiliki lonjakan luar biasa di bidang riset dalam kurun tiga tahun terakhir. Seperti, ada 18 judul yang berhasil lolos pendanaan Dikti di tahun 2020, 26 judul pada 2021, kemudian 15 judul didanai pada 2020.
“Meski begitu, dari tahun ke tahun lebih banyak pembiayaannya. Total selama 3 tahun ini, ada 59 skema yang telah dimenangkan Unisma dari Dikti,” ujarnya.
Baca Juga: 15 Karyawan dan Tenaga Medis Unisma Diberangkatkan Umrah
Selain itu, Unisma memiliki program Hibah Institusi Unisma (HIMA) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Ada juga pendanaan dari pemerintah daerah, internasional, maupun dana mandiri peneliti sendiri.
Dipaparkan Maskuri, HIMA dosen yang pada tahun 2020 sebanyak 82 orang, tahun 2021 sebanyak 377, dan tahun 2022 sebanyak 346, jadi totalnya yang mendapat HIMA sebanyak 805. Lalu penelitian internal mandiri, bagi para dosen tahun 2020 sebanyak 88, 2021 sebanyak 836, dan 2022 sebanyak 761, totalnya 1.685 penelitian.
Ditambahkan, Unisma juga mendapat pendanaan eksternal, non DRTPM sebanyak 177 proposal. Kemudian, penelitian internasional, setiap tahun selama 3 tahun selalu ada 4 penelitian.
“Terkait, penelitian yang didanai dikti 3 tahun terakhir, mencapai sekitar Rp 12 miliar lebih,” sambungnya.
Hal ini, tambah Maskuri, selaras dengan peningkatan indikator kinerja utama (IKU) Unisma serta target menyongsong World University Ranking (WUR) dan World Class University (WCU).
“Tentu ini sebuah kemajuan. Memang tolak ukur atau ikon perguruan tinggi adalah riset. Riset menjadi pintu di dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus jadi basis di dalam pengabdian kepada masyarakat,” tuturnya.
Untuk itu, pihaknya turut mengapreasi para dosen di lingkungan Unisma yang telah mengambil peran strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan. Capaian ini menciptakan daya saing serta menciptakan citra baik tidak hanya nasional melainkan internasional.
“Dengan jumlah dosen sekitar 435, kita dorong, agar bisa 100 persen aktif ikut penelitian. Saat ini yang aktif melakukan penelitian sekitar 35 sampai 45 persen. Sekitar 60 persen belum terlibat aktif. Kita sudah ada klasterisasi, klaster pemula, madya, utama, semoga ke depan bisa 100 persen,” tukasnya.
Reporter : Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A