Matematika hingga saat ini masih jadi pelajaran yang menakutkan di mata siswa. Tak jarang para murid merasa enggan dan malas belajar ilmu eksakta ini. Namun di tangan guru SDK Brawijaya 3 Malang, matematika jadi pelajaran menyenangkan lewat permainan ‘Lempar Kaleng Misteri’
PAGI yang asri di halaman sekolah SDK Brawijaya 3 Malang, tampak sejumlah siswa dengan seragam merah putih tengah asyik tertawa-tawa dan bercanda. Namun, mereka tidak sedang bermain. Melainkan sedang mengikuti pelajaran matematika.
Berbeda dengan umumnya, mata pelajaran eksakta itu dilakukan di luar kelas dengan cara menarik. Ada 3 kelompok berbeda. Masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Mereka kemudian menentukan giliran dengan cara hompimpah.
Mereka akan bersiap membidik jatuh tumpukan kaleng-kaleng buatan mereka sendiri di atas meja. Setelah dibidik dan jatuh, murid lalu mengambil sejumlah kaleng yang jatuh. Ternyata didalam kaleng ada sejumlah soal matematika yang harus dikerjakan.
Soal-soal itu kemudian harus dikerjakan bersama rekan sekelompok dalam kurun waktu terbatas. Siapa selesai dengan waktu tercepat, maka akan dinobatkan sebagai pemenang.
Jika dilihat, anak-anak ini malah justru bersemangat memecahkan soal-soal matematika ini. Jauh beda dengan sebelumnya saat berada di dalam kelas. Intan, salah satu pelajar yang mengikuti permainan itu menuturkan lebih semangat belajar matematika. Sebelumnya, dia mengaku tidak bersemangat jika sudah ada jadwal mata pelajaran matematika.
”Dulu kalau ada jadwal matematika bawaannya males, pengen pulang. Kalau gini rasanya seru. Jadi gak sabar lagi ikutan pelajaran matematika lagi,” tuturnya.

Keluhan murid seperti Intan rupanya direspon dengan baik oleh para guru, seperti halnya oleh Sri Sugeng Hariatin, guru kelas VI. Kata Sri, hampir semua muridnya merasa malas dan bahkan takut saat menghadapi pelajaran ini.
Padahal, matematika harus tetap dipelajari karena mampu melatih siswa berpikir kritis dan sistematis. Meski begitu, juga tidak bisa disangkal bahwa mata pelajaran ini kerap jadi momok akibat penyampaian pembelajaran guru yang tidak tepat.
Hingga kemudian, Sri berfikir bagaimana cara agar mengemas matpel ini menjadi menarik dan juga menyenangkan. Salah satunya lewat permainan Lempar Kaleng Misteri yang sudah dipraktekkan sejak awal Maret 2022 lalu.
Selain menjadi matpel yang seru, kata Sri, dari permainan ini juga dapat mengasah daya cipta, rasa dan karsa murid. Semua kompetensi murid bisa terangsang dari permainan ini. Apalagi, anak-anak pada dasarnya memang suka bermain daripada belajar.
Sti menjelaskan dalam suasana belajar seperti ini membuat semua anak terlibat aktif dan kritis dalam pembelajaran. Selain kemudian menumbuhkan minat dan kognitif, murid juga bisa menumbuhkan semangat kolaborasi karena soal harus dikerjakan secara berkelompok.
”Dalam membuat kaleng ini juga dibuat sendiri oleh siswa dan rekan sekelompoknya. Dalam hal ini, kami memposisikan diri bukan lagi sebagai guru, tapi sebagai mentor, fasilitator,” papar Sri yang juga aktif mengikuti kelas Merdeka Mengajar ini.
Sri berpendapat bahwa hari ini guru memang sudah harus kreatif dalam membuat inovasi pembelajaran. Meski untuk itu harus mengorbankan pikiran dan tenaga lebih besar lagi.
”Fokusnya sudah bukan ke mata pelajaran saja, tapi juga bagaimana cara mendidik anak agar mencapai kompetensinya, 4C (Communication, Creative, Critique dan Collaborative),” paparnya.
”Dan itu tidak bisa dilakukan dengan satu metode saja, memberikan soal soal saja,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDK Brawijaya 3 YPK Malang Dra Endang Harimangesti menambahkan, inovasi guru menjadi poin penting dalam mendidik murid, terlebih kepada generasi saat ini. Anak-anak, pada dasarnya hanya suka bermain.
Kondisi tersebut tentu harus dipahami juga oleh para guru sehingga ads cara pembelajaran yang harus diubah, dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bahagia bagi siswa.
”Bagaimana agar anak bisa terlibat aktif dalam kelas. Dengan cara ini, membuat anak tidak lagi takut belajar matematika dan memancing mereka belajar untuk berpikir,” ujarnya.
Menurut Endang, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mengoptimalkan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreatifitas).
Dengan menciptakan suasana belajar yang seru dan menyenangkan, maka akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar.
”Inovasi pembelajaran matematika sangat penting dilakukan sehingga dapat memperbaiki keadaan dari sebelumnya ke arah yang lebih baik,” tuturnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id