MALANG, Tugumalang.id – Kota Malang adalah salah satu Kota yang memiliki banyak catatan sejarah masa lampau. Pada zaman pendudukan kolonial, Kota Pendidikan ini merupakan salah satu basis perjuangan di Jawa Timur dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sebagai mana terdapat banyak monumen dan patung yang penuh cerita dan sejarah yang menyebar di seluruh area Kota Malang. Sangat disayangkan jika sebagai warga lokal tidak tahu sudut-sudut penting di Kota Malang ini.
Untuk menghargai dan meneruskan semangat perjuangan para pahlawan, ada baiknya kita kupas satu-satu tentang 10 monumen di Kota Malang ini. Berikut deretan monumen dan patung yang masih berdiri gagah di Kota Malang.
1. Monumen Tentara Genie Pelajar Malang
Monumen Tentara Genie Pelajar Malang (TGP) merupakan tugu peringatan atas gugurnya para pejuang kemerdekaan dari kesatuan Tentara Genie Pelajar (TGP) saat berlangsungnya Agresi Militer Belanda. Monumen ini didirikan pada tanggal 17 Juli 1989. Terletak di belakang Stadion Gajayana Malang, Jl. Semeru, Kota Malang.
Monumen ini bewujud dari dua buah patung yang menggambarkan dua orang pejuang anggota TGP. Ada yang menenteng senjata laras panjang, sedang yang lainnya ada yang memegang mortir dengan bertulisan Trek-Bom dengan pistol di pinggangnya. Nama Trek-Bom merupakan sebutan lain dari Satuan Tentara Genie Pelajar (TGP).
TGP adalah organisasi militer resmi binaan angkatan bersenjata Indonesia. Waktu itu masih bernama TKR atau Tentara Keselamatan Rakyat, yang diresmikan 7 Januari 1946 menggantikan Tentara Keamanan Rakyat. Pada era perang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Meskipun umur anggotanya masih belasan tahun dan berstatus pelajar mereka memiliki keterampilan khusus yang diterapkan saat perang meletus di Kota Malang. Berbeda denganTentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP), maupun Tentara Pelajar (TP) yang memiliki kemampuan bersifat umum.
TGP diisi oleh pelajar-pelajar dari sekolah kejuruan teknik yang memili keahlian khusus dengan membuat jebakan, merakit bahan peledak untuk kemudian memasang dan meledakkannya dan mampu memproduksi senjata maupun granat yang bahan-bahannya diambil dari bom-bom Belanda yang gagal meledak.
2. Monumen Tentara Replubik Indonesia Pelajar (TRIP)
Monumen TRIP berada di kawasan Jalan Ijen, Kota Malang tepatnya di depan Gereja Katerdral dan Jalan di depanya pun dikenal sebagai Jalan Pahlawan Trip.
Monumen dengan wujud patung dua pelajar memanggul senjata ini didirikan untuk mengenang kegigihan meraka saat melawan penjajah. TRIP merupakan embrio dari lahirnya Barisan Keamanan Rakyat (BKR) ketika tentara Jepang melawan Sekutu di tahun 1945 lahirnya BKR pelajar diikuti prajurit yang berusia 15-18 tahun bergabung bersama tentara melawan penjajah.
Kemudian berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat Pelajar (TKRP), dan pada tahun 17 Januari 1946 berubah menjadi Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP).
Monumen TRIP diresmikan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pada tahun 1959 untuk mengenang gugurnya 35 prajurit TRIP dalam mempertahankan kemerdekaan atas Agresi Belanda I tahun 1947.
3. Monumen Hamid Rusdi
Hamid Rusdi merupakan pahlawan asli Malang. Sosok berpangkat mayor ini memimpin perjuangan pada masa penjajahan kolonial Belanda dan juga memimpin perjuangan pada masa penjajahan Jepang.
Pada tahun 1947 Belanda kembali mencoba menguasai Indonesia melalui agresi militer. Malang sebagai salah satu kota yang menjadi sasaran Belanda. Masuknya Belanda ke Kota Malang membuat Hamid Rusdi mengerakkan pasukannya untuk melawan dan mempertahankan kemerdekaan
Sebagai salah satu strategi Hamid Rusdi yang terkenal yaitu membumi hanguskan beberapa bangunan penting di Kota Malang bertujuan untuk tidak digunakan lagi oleh Belanda. Patung Hamid Rusdi terletak di Jl. Panggung No 2A, RW 3, Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, tepatnya di bundaran Taman Simpang Balapan (Jalan Ijen).
4. Monumen Melati
Monumen Bunga melati ini diresmikan pada 17 Desember 1982 ini menggunakan bahan perunggu, dan dibangun untuk memberikan penghormatan dan mengenang Sekolah Darurat Keamanan Rakyat (sekarang TNI), dan untuk menghormati pendiri dan pendidik.
Monumen Melati ini berdiri indah di tengah taman di Jalan Besar Ijen, juga bisa untuk duduk-duduk santai di taman yang ada di samping kanan dan kiri bangunan monumen. Menikmati taman bunga, dan melihat lalu-lalang ramainya Kota Malang di taman Monumen Melati.
5. Monumen Pesawat MIG-17
Monumen Pesawat MIG-17, atau biasanya disebut juga dengan nama “Patung Pesawat”. Ternyata bangunan ini bukan hanya sekedar patung pesawat biasa, tapi merupakan monumen yang dibangun untuk mengenang perang pembebasan Irian Barat saat perang kemerdekaan.
Pesawat MIG-17 ini adalah pesawat yang dibeli tahun 1960 dan digunakan untuk pertempuran itu, tapi ternyata Belanda tidak jadi mengambil alih Irian Barat yang akhirnya pada tahun 1969 pesawat ini dipensiunkan.
Setelah sekian lama pada 20 Agustus 1999 salah satu pesawat itu dibuat monumen dan diresmikan keberadaannya tepat di persimpangan Jl. Soekarno Hatta Kota Malang. Lokasinya berada di bundaran di tengah Jl Soekarno Hatta, tepatnya bundaran perempatan Jl. Soekarno Hatta.
6. Monumen Kemanunggalan TNI dan Rakyat
Monumen Kemanunggalan TNI dan Rakyat terletak di kawasan militer di Kota Malang, tepatnya di pojokan Lapangan Rampal. Dalam patung itu ada tiga sosok yaitu kiai, petani dan tentara.
Patung di Malang ini menjadi simbol pejuang dan rakyat adalah bagian yang tidak bisa terpisahkan. Tentara dan rakyat sama-sama berjuan merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.
7. Monumen Juang 45/Patung Buto Ijo
Monumen Juang 45 yang terletak di Jalan Kertanegara, Kota Malang, tepatnya di depan Setasiun Kota Baru. Monumen ini sangat unik karena bentuknya berupa 1 patung besar berwujud seperti Buto atau raksasa dan 19 patung orang-orang kecil, menggambarkan sosok ‘Buto’ makhluk besar yang jatuh roboh di tangan rakyat.
Monumen Juang 45 di bangun pada 20 Mei 1975. Melambangkan perjuangan rakyat di Kota Malang dalam mempertahankan kemerdekaan pada 1945 hingga 1949.
8. Monumen Tugu Kota Malang
Pada Agresi Militer I tahun 1947, tentara Belanda berhasil menguasai Malang. Mereka mengalihfungsikan monumen itu menjadi Tugu Kolonialisme. Tentara Belanda pun meletakkan mahkota kerajaan Belanda dan bendera kebesaranya di puncak tugu.
Pada 23 Desember 1948, militer Belanda menghancurkan monumen tugu ini. Lima tahun kemudian, tepatnya pada 1953, pemerintah dan arek-arek Malang kembali membangun Monumen Tugu dan diresmikan kembali oleh Presiden RI yaitu Ir Soekarno
Saat ini Tugu Kota Malang dikelilingi dengan taman cantik dengan hiasan bunga dan trembesi, serta menjadi ikon Kota Malang. Terdapat pagar kokoh yang mengelilinginya. Di sana banyak tempat untuk berfoto atau sekedar duduk-duduk menikmati angin dan udara sejuk Kota Malang.
Ada juga tanaman hias dan bunga teratai merah dan putih yang berada di sekeliling kolam Tugu Kota Malang. Bunga itu melambangkan keberanian dan kesucian, sesuai dengan warna bendera Indonesia.
9. Monumen Chairil Anwar
Berlokasi di Jl Jenderal Basuki Rahmat No 66, Kajoetangan, Kota Malang. Patung Chairil Anwar berdiri kokoh di depan Gereja Paroki Hati Kudus Yesus. Monumen ini dibangun karena jasa Chairil Anwar yang ikut dalam merumuskan pembentukan KNIP yang merupakan cikal bakal DPR Republik Indonesia.
Dengan adanya monumen Chairil Anwar di Kota Malang ini sebenarnya tidak hanya berfungsi sebagai putaran jalan. Selain itu monumen ini juga menjadi semacam penyemangat dari para sastrawan yang lahir, berproses, dan tinggal di kota Malang.
10. Patung 3 Singa
Patung tiga singa terletak di Jl Trunojoyo, Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang tepatnya di pojok Taman Trunojoyo depan Stasiun Malang Kota Baru.
Tiga singa ini menjadi simbol bersatunya tiga kepala daerah di Malang Raya, yakni Bupati Malang, Wali Kota Malang, dan Wali Kota Batu. Bertujuan agar mereka bisa terus bersatu dengan hubungan yang harmonis di Malang raya. Patung tiga ekor singa yang berwarna kuning keemasan ini diresmikan sejak tahun 2014.
Penulis: Alif Puji Utomo (Magang)
Editor: Herlianto. A