Tugumalang.id – Tiga mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat film dokumenter yang menggambarkan kisah Sugiarto, seorang musisi asal Malang yang menciptakan lagu anak.
Awalnya film ini hanya untuk memenuhi tugas kuliah. Namun ternyata bisa meraih juara dua dalam Festival Dokumenter Budi Luhur di Jakarta.
Lagu-lagu bertemakan tanah air Indonesia, lagu daerah, hingga lagu anak-anak yang diciptakan Sugiarto mampu menarik Hudan, Ilham, dan Farhan untuk menggali lebih dalam tentang kehidupan seorang musisi yang biasa dipanggil Cak Gik Arbanat itu.
Terlahir dari keluarga pemusik, Cak Gik Arbanat terus menggeluti minatnya dalam bidang bermusik terutama biola. Menciptakan hingga mengenalkan lagu untuk anak-anak adalah suatu kegiatan yang rutin ia lakoni bersama rekan satu grup musiknya.
Kisah ini dikemas menarik dalam sebuah judul film berjudul ‘Gesekan Arbanat Ugik untuk Anak Indonesia’. Tiga mahasiswa tingkat akhir ini, sukses menggarap film berdurasi 12 menit 29 detik itu dengan penuh makna.
Selain sukses menyelesaikan tugas akhir karya non skripsi ini, mereka juga sukses membawa film tersebut menjadi juara dalam Festival Dokumenter Budi Luhur.
Tak tanggung-tanggung, dari seleksi yang dilakukan berkali-kali, film ini mampu menyabet juara dua.
Sebagai sutradara dalam film yang diproduksi tahun 2021 itu, Muhammad Hudan Nur Ibad mengatakan bahwa sosok Cak Gik sudah jarang ditemui di jaman sekarang.
Menurutnya, Cak Gik adalah orang yang mempunyai misi menyelamatkan generasi anak melalui lagu-lagu yang diciptakannya tanpa mengharapkan imbalan apapun.
“Saya dan tim belajar menjadi orang yang peduli dengan keadaan sekitar yakni melakukan hal sekecil apapun pasti akan berdampak kepada khalayak luas,” ujar Hudan.
Proses produksi selama empat hari itu diakui Hudan sangat menyenangkan. Dalam pembuatannya dibalut dengan rasa kekeluargaan dan penuh canda tawa.
“Karena saya sebagai sutradara dituntut harus bisa membangun kemistri dengan narasumber agar narasumber yang diwawancarai tidak merasa canggung,” jelasnya.
Tak sia-sia, karya itu mampu membuat sosok Cak Gik semakin dikenal banyak orang melalui kejuaraan yang diperoleh dari Festival Dokumenter Budi Luhur. Sosok yang memperjuangkan generasi muda agar lebih baik itu, mulai dikenal khalayak luas.
“Tentunya bangga dan senang karena proses yang kami lewati membuahkan hasil yang memuaskan. Dengan terpilihnya film kami menjadi juara dua, sosok Cak Gik Arbanat akan semakin dikenal khalayak luas karena film dokumenternya telah dimuat di aplikasi Genflix yang tentunya dapat diakses oleh siapapun dan jangkauannya sangat luas,” kata Hudan.
Ungkapan senang dan bangga juga dirasakan Sugiarto, pencipta lagu Terima Kasih Guruku ini berharap film tersebut ditonton banyak orang dan menjadi motivasi bagi musisi lain untuk menciptakan lagu-lagu yang bisa dinikmati oleh anak-anak.
“Begitu dikasih kabar, saya sangat senang, sangat bangga. Dan yang paling penting adalah semoga film itu banyak yang menonton dan menginspirasi masyarakat untuk mau membuat karya atau membuat lagu yang bisa dinikmati oleh anak-anak,” harap Cak Gik.
Dan terakhir, lulusan Prodi Ikom UMM ini berharap misinya bisa disambungkan lewat film dokumenter itu untuk mengajak masyarakat mencintai lagu nasional, lagu daerah, dan lagu anak-anak sesuai dengan usianya.
Reporter: Mila Arinda
Editor: Lizya Kristanti