MALANG | TuguMalang.id – Penikmat kuliner daging sapi, harus mencoba satu kuliner malam yang kini buka di tikungan ruko Jalan Kauman No. 40 kv 7, Kota Malang, Jawa Timur, yakni Master Gultik atau Master Gule Tikungan.
Sebelumnya, Gultik ini terbilang legendaris di Jakarta Selatan, bahkan terkenal dengan sebutan, gultik Blok M. Kini, kuliner malam itu diusung ke Malang oleh salah satu pengusaha muda bernama Roy Saputra Yuwono.
Menurut Roy, sapaannya, Master Gultik ini menjadi pengobat rindunya saat di Jakarta dan penggemar Gultik lainnya yang tinggal di Malang. Terlebih, pria yang hobi masak ini tak serta merta menciptakan rasa yang persis sama.
“Ini yang membuat Gultik ini berbeda. Jadi sekitar lima bulan lalu, saya coba resep terus untuk bisa bikin gule yang menurut saya tepat dan menurut market pas. Jadi saya coba juga ke temen-temen, sampai akhirnya ketemulah resepnya,” ucap pria yang juga Bendahara Umum HIPMI Kota Malang ini, Selasa (9/8/2022).
Ditambahkan, bahwa Master Gultik ini diolah sedemikian rupa hingga rasanya lebih lezat. Bahkan dicampur dengan bahan dan rempah spesial, kemudian ditambah dengan teknik memasak yang cukup berbeda sehingga rasa gulenya lebih mantap dan nendang.
“Di resep itu, saya juga mencampurkan rempah-rempah yang berbeda dengan gule sapi pada umumnya maupun yang di Jakarta. Rempah-rempah itu saya racik sendiri. Tentunya dengan beberapa bahan yang saya buat cukup berbeda dan teknik memasakpun juga cukup berbeda sehingga rasa daripada gule itu lebih mantap,” sambungnya.
Sebagai salah satu kuliner Gultik di Kota Malang, Roy mengklaim bahwa kuah gule yang disuguhkannya memiliki tekstur yang paling kental dikelasnya. Sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat.
“Gule kami ini rasanya cenderung memiliki perpaduan antara rasa asin, manis dan gurih. Jadi di setiap tempat duduk sudah disiapkan kecap manis yang kecap manisnya saya racik sendiri yang membuat taste nya lebih berbeda ketika dicoba. Lalu, ada garam dan jeruk. Bahan penyedapnya lengkap, artinya orang bisa membuat rasanya sesuai selera,” paparnya.
Soal harga, Master Gultik ini dibanderol dengan harga yang ramah di kantong. Hanya Rp 10 ribu saja. Untuk tambah daging atau paru goreng, cukup menambah Rp 2 ribu. Selain itu, juga ada aneka sate seharga Rp 3 ribuan, ekstra kerupuk putih seribu dapat tiga dan all varian minuman seharga Rp 3 ribuan semua. Mulai dari mineral, teh, kopi, dan sebagainya.
“Di tempat kami ini, spesialnya juga ada paru goreng. Paru gorengnya ini cenderung krispi, ada empuknya sedikit dan secara taste, customer maupun teman-teman yang beli itu suka dengan produk kami. Satenya kami ada tiga, telur puyuh, kulit dan sate usus,” terangnya.
Meski kuliner ini terbilang masih muda. Baru sebulan setelah dibuka. Namun, masih kata Roy, ramainya cukup membuat kwalahan. Tak sering kuliner yang dijajakan di kedai sederhana ini ludes dalam waktu beberapa jam setelah buka pukul 6 sore. Pengunjungnya pun dari beragai latar belakang, 40 persennya, notabene adalah anak muda.
“Kami buka jam 6 sore itu sampai habis. Pernah rekor juga beberapa kali kadang jam 21.15 atau 22.00 itu sudah ludes, paling malam kami jam 23.30 sudah habis,” tukasnya.
Tim Tugu Media Group kebetulan pernah menikmati Gultik milik Roy, dan juga Gultik di Blok M. Rasanya hampir sama. Kesamaan lain, menikmati Gultik di dua tempat berbeda ini, sama-sama kurang jika hanya makan satu porsi. Lezat. Yuk, dicoba!
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id