MALANG, Tugumalang.id – Perayaan lebaran Idul Fitri identik dengan tradisi kupatan sebagai salah satu tradisi unik masyarakat Jawa, tak terkecuali di Malang. Tradisi kupatan yakni tradisi membagikan ketupat kepada tetangga di sekitar rumah.
Pelaksanaan tradisi kupatan biasanya dilaksanakan seminggu setelah lebaran. Hanya ada saat momen lebaran itulah yang membuat tradisi tersebut unik.
Asal usul tradisi kupatan konon berakar pada ajaran Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang melakukan syiar Agama Islam di Pulau Jawa. Tradisi ketupat memiliki filosofi dan menggambarkan kesederhanaan serta kebersamaan masyarakat.
Baca Juga: Lebaran Kupat, Ratusan Warga Berebut Ketupat Raksasa di Alun-Alun Kota Batu
Filosofi ketupat yang bentuknya segi empat melambangkan hati yang suci setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Bahan utama ketupat yakni beras yang nantinya akan dimasak dengan cara direbus sampai matang. Beras diyakini mencerminkan nafsu manusia yang harus dikendalikan. Sementara daun kelapa muda atau yang disebut dengan janur sebagai pembungkus memiliki filosofi gambaran hati nurani yang bersih.
Sedangkan anyaman janur tersebut melambangkan simbol perlindungan terhadap adanya bala atau bahaya. Filosofi ketupat mengajarkan dan mengajak masyarakat untuk bisa mengendalikan hawa nafsu, menjaga kebersihan hati, serta dapat menjaga kerukunan di antara sesama manusia.
Baca Juga: Wajib Coba! 5 Kuliner Khas Malang yang Bikin Lebaran Makin Spesial
Lebaran ketupat biasanya dirayakan dengan berbagai cara unik di setiap daerah dalam rangka melestarikan budaya tradisi tersebut.
Adanya tradisi ketupat juga mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar anggota keluarga yang berkumpul setahun sekali untuk merayakan lebaran.
Di Malang biasanya tradisi ketupat atau yang lebih dikenal dengan kupatan, membagikan ketupat dengan aneka lauk pauk seperti kare ayam, opor, atau orem-orem ke tetangga. Namun di beberapa daerah ada yang merayakannya dengan berkumpul di musala atau masjid desa dan masyarakat berbondong-bondong ke sana, lalu bersama-sama menikmati hidangan ketupat.
Tradisi ketupat bukan hanya sekedar perayaan seremonial belaka. Tetapi juga upaya dari menjaga nilai-nilai budaya, agama, dan kearifan lokal agar terus eksis dari waktu ke waktu.
Pesan penting dari tradisi ketupat adalah bagaimana bisa saling memaafkan, bersyukur, dan menjaga kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat.
Demikian tradisi kupatan yang menjadi salah satu tradisi unik di Malang dalam menyambut lebaran. semoga informasi ini bermanfaat!.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A