Pengasuh Pesantren Bahrul Ulum Al Hamid, Ganjaran, Gondanglegi, Kabupaten Malang, Gus Athok Lukman Hakim, menulis catatan untuk menyambut Hari Santri 2023 pada 22 oktober mendatang. Berikut catatannya yang cukup menyentuh hati dan layak dijadikan pegangan para Santri Se-Indonesia.
SANTRI adalah sosok yang ‘abid. Hatinya dipenuhi cinta pada Allah SWT dan Rosul-Nya; tidak pernah pingsan kesadarannya akan “kehadiran” Allah SWT dan Rosul-Nya dalam setiap jejak langkahnya.
SANTRI adalah sosok yang zuhud. “Megat Dunyo” adalah pilihan hidupnya. Ia bukan sosok pengabdi kekuasaan atau harta apalagi menggilainya. Dunia baginya sudah lewat dan tidak tersimpan sedikitpun dalam hatinya.
SANTRI beroreintasi pada akherat. Dunia baginya terlalu pendek untuk diisi dengan kemalasan dan kesia-siaan. Dunia adalah medan perjuangan sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Kehendaknya untuk berbuat selalu diselaraskan dengan kehendak Tuhan dan Rosul-Nya.
SANTRI bukan intelektual tukang; bukan intelektual stempel; apalagi intelektual pelacur. Ilmunya harus berujung amal; Amal yang dipersembahkan pada Tuhannya. SANTRI akan selalu rendah hati dengan ilmunya; Baginya, Ilmu adalah air dan hati adalah gelasnya; SANTRI sadar bahwa syarat kebermanfaatan dan keberkahan ilmu adalah jika hatinya bersih dan suci.
Oleh sebab itu tazkiyatun nafs adalah awal dari semua gerakannya. SANTRI suka sholawat sebab sebagai perwujudan rasa cinta dan terimakasih pada Nabinya; Suka bertahlil dan ziarah kubur para ulama serta para wali dengan alasan yang sama. Suka Manaqib untuk meneladani para ulama. Menyambung silaturahmi kepada semua umat manusia dengan tanpa prasangka.
SANTRI harus peka dan Jeli akan kemaslahatan makhluk-Nya. Karenanya, mata batin dan intelektualnya harus tajam; menguasai teori-teori sosial sambil mengasah kepekaan empatinya. Dia harus berdiri digarda terdepan jika ada penindasan dan ketidak adilan. Tidak surut walau jiwa dan hartanya terancam.
SANTRI harus menyebarkan kasih sayang; kepada sesama manusia atau kepada selainnya; menghormat dan berbakti pada orang tua; memulyakan para guru dan kyai-nya; Tidak tega terhadap yang papa; tegas pada yang aniaya.
SANTRI adalah kader pelopor; selalu mencari kreasi dan inovasi untuk kemaslahatan bangsa, negara dan agamanya; siap memberi solusi setiap problem di era kesejarahannya; dan memasrahkan pada Tuhan segala ikhtiar yang ditempuhnya.
SANTRI adalah pemegang tongkat estafet semangat kenabian dan para pewarisnya.(*)
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: Irham Thoriq
editor: jatmiko